Dua

2.7K 339 13
                                    

Sean berlari kecil di sepanjang koridor kampus, sesekali dia harus menghindar agar tidak menabrak mahasiswa lain yang berlalu lalang, dia sedang terburu-buru untuk menyerahkan maket yang sudah dibuatnya dengan susah payah selama seminggu ini.

Sebagai  mahasiswa Teknik Arsitektur tahun ke tiga, seminggu yang lalu dosen memberinya tugas untuk membuat perencanaan dan perancangan maket galleri dan fotografi sebagai syarat untuk lulus salah satu mata kuliah dalam semester ini.

Membuat maket adalah tugas wajib yang dilakukan oleh semua mahasiswa Teknik Arsitektur baik untuk tugas harian atau tugas akhir. Dan pekerjaan ini sungguh sangat merepotkan, karena selain akan menguras pikiran untuk memikirkan konsep desain bangunan yang akan di aplikasikan dalam maket, juga membutuhkan waktu dan tenaga. Oleh karena itu pagi ini meski sedang terburu-buru Sean dengan hati-hati melindungi hasil karya yang ada di tangannya sebelum  gadis cantik yang dia kenali sebagai kekasih Yibo datang menabraknya.

"Ooh...Apa yang kau lakukan!!?" Sean berteriak dan menatap nanar kearah maket yang sekarang telah teronggok menyedihkan terinjak kaki-kaki yang  berlalu lalang di koridor.

"Sean Gege, kebetulan sekali aku sudah mencarimu kemana-mana," Gadis itu terengah dan tidak memperdulikan nasib maket Sean yang kini sudah tak berbentuk "Tolong , Yibo Gege dipukuli oleh orang!"

Hanya begitu, dan Sean dengan pasrah membiarkan lengannya ditarik. Mereka berlarian seperti orang gila, demi misi menyelamatkan Yibo yang tengah dipukuli.

Meski akhirnya dia sungguh menyesali keputusannya untuk mengikuti Yang Zi, dan mengabaikan hasil kerja kerasnya selama seminggu ini terinjak-injak dengan jaminan dia tidak akan lulus salah satu mata kuliah.

Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.

Sementara disini, Yibo si korban pemukulan yang membuatnya berlari seperti orang gila tanpa memperdulikan apapun itu, sedang duduk santai bermain game di ponsel. Tidak ada tanda-tanda cedera serius, kecuali beberapa memar diwajahnya. Tapi itu tidak mampu membuat pemuda ini kehilangan nyawa seperti pemikirin Sean sebelumnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Yibo bertanya tanpa mengangkat kepalanya. Ia tengah fokus. Karakter dalam game yang ia mainkan hampir kalah.

"Aku yang mengajak Sean Gege kemari. Karena terlalu panik, aku tadi mengira kau dipukuli hingga nyaris mati" suara Yang Zi mengalun pelan terdengar indah di telinga Yibo dan terdengar menjijikan di telinga Sean.

Ini bukan pertama kalinya!

Sejak Sean setuju membantu mereka, pasangan bodoh ini kerap melakukan hal seperti ini dan Sean yang baik hati tak pernah bisa menolak orang yang meminta pertolongannya.

"Terimakasih telah mengkhawatirkanku, tapi aku tidak akan mati dengan mudah,"Yibo meletakkan ponsel di tangannya, lalu merentangkan tangan untuk merengkuh Yangzi ke dalam pelukannya. Kemudian dia kembali berkata"aku masih harus membahagiakan mu kan?"

"Tentu, Gege tidak boleh mati dan meninggalkan aku sendiri." Jawab Yang Zi dengan mata merjap lucu, dan suara imut menggemaskan.

Sementara mereka bermesraan, di sini Sean mematung, lagi lagi dia terjebak di antara mereka yang sedang memadu kasih tanpa perduli bahwa ada orang lain di sekitar.

"Aku pergi." Kata Sean pada akhirnya. Namun, belum sempat ia melangkah keluar,  pintu apartemen dibuka dan Ibu Yibo muncul disana. Menenteng kotak besar yang sepertinya berisi makanan rumahan.

Sean membeku tersenyum canggung, sedangkan di belakangnya dua orang yang saling menempel seperti lem tengah kalang kabut.

"Ah, Sean ada di sini rupanya." Nyonya Wang, Ibu Yibo berbicara sambil menatap Sean dengan tatapan bahagia, dia tidak memperhatikan keributan kecil yang terjadi dibelakang.

RINAI( Rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang