Enam

2.6K 340 40
                                    

Matahari sudah tinggi ketika Yang Zi menggeliat bangun, aroma lezat sup iga babi yang  menggelitik   hidung  membuat ia akhirnya beranjak perlahan dari ranjang nyaman milik Sean, sambil menyingkirkan lengan kekar dari tubuh telanjang yang memeluk pinggulnya, posesif.

"Yang Zi, sudah bangun? Ayo duduk, aku sedang membuat makanan favorit mu,  sebentar lagi akan matang."Sapaan lembut dari mahluk cantik berbalut apron menyambut Yang Zi begitu ia memasuki dapur.

Si cantik berbalut apron itu  tengah sibuk hilir mudik menyiapkan hidangan. Sosoknya  indah bermandikan cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela, membuatnya nyaris terlihat seperti perwujudan aprhodite, membuat Yang Zi tersihir dan menatap takjub.

"Kenapa diam saja, ayo duduk." Ulangnya lagi, kali ini beserta sebaris senyum yang terulas manis, yang  semakin menambah kadar keindahannya.

Dia tampak begitu sibuk, Tangannya  cekatan menyajikan kudapan yang masih hangat mengepul, menyebarkan aroma lezat mengundang air liur menetes.

Yang Zi tak lagi malu-malu untuk mendekat, omega cantik itu segera melesat menarik kursi lalu duduk manis menunggu Sean selesai.

"Sean Ge, mengapa kau bisa memasak?" Tanya Yang Zi selagi hidungnya sibuk menghirup uap sup yang dituangkan Sean ke dalam mangkuknya.

"Bukankah memasak adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki semua orang?" Sean balik bertanya, alisnya agak bertaut, heran.

"Aku tidak bisa memasak. Bo Ge selalu bilang kalau aku harus jauh-jauh dari dapur,"

"Hm? Bukankah saat pertama kali kita bertemu kau sedang sibuk menghidangkan makanan?" Si cantik berapron bertanya heran.

Yang Zi mengangguk. "Iya, tapi bukan aku yang memasak. Makanan itu dipesan di online Shop langganan kami, aku hanya tinggal menghidangkan."

Sean terkekeh, meski tidak setuju dengan cara hidup Yang Zi ia berusaha maklum.

Kisah seperti ini dia sudah sering mendengar, para Alpha yang  sangat posesif karena terlalu cinta  kepada pasangan yang ditakdirkan untuk sehidup semati bersama mereka.

Dalam dunia mereka  fenomena itu disebut fated love atau fated pair.  Para Alpha dan Omega  akan segera mengetahui  bahwa mereka adalah pasangan yang sudah ditakdirkan bahkan pada pandangan pertama. Dan setelahnya mereka akan saling jatuh cinta, sejauh-jatuhnya.

Feromone tentu memiliki peran penting. Kabarnya, Alpha akan mencium bau manis yang tak biasa dari  cinta sejati mereka, dan biasanya hal ini pasti berakhir dengan persetubuhan panas, dimana para Alpha akan menggigit leher belakang Omeganya sebagai tanda kepemilikan.

Meski Sean tidak melihat adanya bekas gigitan di leher mulus Yang Zi, tapi dia yakin sebagai Alpha Yibo pasti sangat memanjakan belahan jiwanya ini. Namun walau begitu, Sean tetap memberinya beberapa petuah. "Sebagai  perempuan yang di masa depan akan menjadi  istri dan ibu, kau seharusnya tetap belajar memasak. Suami dan anak-anakmu pasti lebih senang jika menyantap hidangan yang kau buat, dibanding yang disajikan pelayan."

"Apa yang salah dengan itu? Aku tidak keberatan!"

Seruan dari suara berat khas orang baru bangun tidur, menyela nasihat Sean. Di pintu, Yibo berdiri dengan rambut berantakan, mata menyipit malas serta beberapa bercak ungu yang tersebar di beberapa bagian pada leher dan dadanya yang terbuka.

Alpha tampan itu sesekali menguap sambil berjalan menarik kursi di samping Yang Zi. Dia sama sekali tidak perduli pada Sean yang mendelik kesal melihatnya lagi-lagi berkeliaran tanpa atasan.

"Bo Ge, kau harus pakai baju dulu kalau ingin keluar kamar." Tegur Yang Zi seraya melirik sungkan pada Sean yang terang-terangan menatap tak suka.

RINAI( Rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang