Tujuh Belas

2.7K 374 83
                                    

Yibo menatap lekat pada sosok ramping di hadapannya yang tengah serius menatap layar laptop, yang menampilkan gambar rumit dari denah bangunan yang rencananya akan mulai dibangun minggu depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yibo menatap lekat pada sosok ramping di hadapannya yang tengah serius menatap layar laptop, yang menampilkan gambar rumit dari denah bangunan yang rencananya akan mulai dibangun minggu depan.

Dari jarak sedekat ini Yibo jadi menyadari, bahwa kini Sean jauh lebih kurus dari yang terakhir kali dia ingat. Meski masih setampan dulu, namun kulitnya tidak bisa berbohong. Terlihat jelas bahwa itu tidak pernah dirawat lagi.

Rambutnya yang biasa terpangkas rapih kini bahkan dibiarkan memanjang hingga pangkal leher, dan walau ikatan asal itu makin membuatnya terlihat seksi sekaligus menawan. Tapi, ini bukanlah gaya Sean, yang biasa Yibo kenal sebagai Tuan Muda keluarga kaya yang pemilih.

Saat ini, selain laptop butut dia bahkan tidak mengenakan pakaian bermerek seperti dulu, hanya turtle neck murah yang sekali lihat saja Yibo sudah bisa membayangkan sekasar apa kainnya.

Begitu juga dengan XianXian, si putra kecil. Yibo tidak melihat ada benda mahal menempel di tubuh anak itu. Hanya filter pheromone yang menempel di lubang hidungnyalah yang terlihat berharga dan menghasilkan uang jika dijual.

Yibo tak habis pikir, apa yang membuat kehidupan Sean jadi jungkir balik seperti ini? Mungkinkah kehidupan pernikahannya sangat sulit?

Tapi bukankah keluarga Sean kaya? Istrinya bahkan dokter.

Tak bisa lagi membendung rasa ingin tau, Yibo kemudian bertanya. "XianXian, sejak kapan dia menderita alergi pheromone?" Apakah itu yang membuatmu miskin? Kalau begitu datanglah padaku, aku akan membantumu. Sebenarnya kalimat itu sudah ada di ujung lidah, tapi Yibo takut menyuarakan.

Sean mengangkat pandangannya sejenak, lalu menjawab singkat."Sejak lahir."

Yibo mengangguk seolah mengerti, lalu setelah terdiam lama dia kembali bersuara, "Bukankah Cheng Xiao seorang dokter? Dia tidak mencoba mencari solusi untuk penyakit A Xian."

"Cheng Cheng, sudah melakukan semua yang dia bisa, tapi tubuh XianXian menolak. Tolong, jangan membahas sesuatu di luar pekerjaan. Kau tidak perlu khawatir soal putraku, meski dia memiliki alergi mengerikan tapi dia cukup sehat." Pinta Sean tegas yang segera membungkam bibir Yibo yang menganga siap melontarkan pertanyaan selanjutnya.

Karena canggung dengan keheningan yang menyelimuti mereka, akhirnya Yibo memilih menyingkir. Ditinggalkannya Sean yang tengah fokus mengutak atik perangkat di laptop, untuk mendapatkan denah sesuai yang Yibo mau.

Tadinya Alpha tampan itu berniat untuk meninggalkan ruangan, tapi saat mencapai ruang kecil yang sudah disulap menjadi taman bermain mini di samping ruangan yang ia duduki tadi, Yibo berbelok.

"A Xian, apa yang sedang kau lakukan?" Tanyanya pada bayi gemuk yang sedang menatap layar televisi dengan raut serius, tanpa berkedip.

XianXian menoleh, "Paman, di mana aku bisa bertemu dengannya?" Tunjuk jari kecilnya pada karakter pahlawan berbaju biru, berjubah merah, dengan cawat ikonik.

RINAI( Rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang