Sembilan Belas

4.7K 484 116
                                    

Sudut sempit gedung kini jadi ramai, orang-orang berkerumun untuk melihat pria tampan berjas mahal yang berlari keluar dari limousine mewah, dan melompati pagar demi seorang balita yang tampak sangat kepayahan.

"Ada apa ini ribut-ribut? Apa yang terjadi?" Seorang wanita paruh baya bertubuh tambun berjalan mendekat membelah kerumunan, di belakangnya beberapa orang yang juga memakai baju senada dengannya tapi masih terlihat muda berjalan mengikuti. 

Namun, langkah mereka tertahan, karena pria yang tengah panik dengan balita di rengkuhan itu menoleh. Tatapannya tajam menghujam, dihiasi iris yang menyala terang. 

Pada alpha, iris di bola mata mereka kerap menggambarkan kondisi emosional dan akan berubah warna hanya pada dua kesempatan, saat mereka tengah Rut atau saat mereka sedang marah. 

Dan saat ini, alpha di tengah kerumunan ini tampak sangat marah, dia bahkan terlihat bisa menerkam siapapun yang berani mendekat. Pheromone nya menguar dengan aroma agresivitas dan penindasan yang kuat. 

Orang-orang di luar maupun di dalam pagar pembatas mulai gemetar, lutut mereka tidak mampu lagi menopang tubuh dengan benar. 

Mereka jatuh berlutut dengan nafas sesak seolah ada kekuatan besar yang menyumbat. 

Para anak-anak nakal yang sebelumnya merundung XianXian bahkan sudah lama rebah tak sadar kan diri. 

"Apa saja yang kau lakukan hingga masih harus bertanya 'ada apa' di saat salah satu bayi dalam pengawasanmu terluka nyaris mati?" Sang Alpha bertanya dengan suara nyaris seperti geraman. Dia jelas sedang berusaha menahan diri. Tapi karena dia adalah sang dominan, yang kemarahannya adalah bencana bagi omega atau alpha yang bukan dari kelompok dominan, bahkan bagi beta yang seringkali tak akan bereaksi dengan aroma pheromone juga tak akan luput dari efek buruk kemarahan sang dominan. Karena hal itu, sudah tentu tidak ada yang bisa menjawab, semua orang sedang sangat menderita di bawah penindasan pheromonenya yang justru makin melimpah ruah, mencekik siapapun yang mampu atau tidak mampu mencium aromanya. 

"Katakan!!" Raungnya, dengan XianXian dipelukan dia siap menerjang, untungnya seorang pria tampan berwajah datar yang tampak tidak terpengaruh dengan semua kekacauan ini datang mendekat dan menyadarkan. 

"Boss, tuan muda sedang terluka. Harus segera dibawa ke rumah sakit."

Seolah tersadar, kemarahannya segera surut berganti dengan kepanikan yang tergambar jelas di wajahnya yang linglung. Namun, meski begitu orang-orang belum bisa bernafas lega, pheromonenya masih menguar di udara, menyebarkan aroma patchouli yang hangat tapi misterius dan menakutkan. 

🐣 🐣 🐣 

Sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit Yibo mendekap erat tubuh tak berdaya XianXian yang terkulai. Sesekali dia membelai pelipisnya yang dingin bermandikan peluh. 

"Paman, ayo jawab, aku bukan anak haram, kan?"Bisik bibir kecilnya parau, membuat kemarahan Yibo melonjak sekali lagi, aroma pheromonenya memenuhi mobil. Di depan, Wenning mulai mengerutkan kening tak nyaman. 

Yibo tak sempat menjawab tapi dia membatin, Apa saja yang sudah para iblis kecil itu katakan hingga membuat bola gemuk yang selalu riang menjadi seperti ini? 

Kesadaran XianXian mulai timbul tenggelam, tapi dia terus berbicara, merengek tak terima. "Paman, mereka bilang aku anak haram karena aku tidak memiliki ayah alpha. Mereka juga bilang, Mama dan papa tidak bisa bersama. Mereka bilang Mama Cheng Cheng bukan mamaku. Paman mereka bohong, kan? Meski mama tidak tinggal bersama kami, mama Cheng Cheng tetap milikku, kan? Iya, kan?" Kali ini di ujung kalimat, bayi kecil itu menangis hingga tersedak. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINAI( Rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang