"Aku tunggu kau diruang tv, ada yang ingin aku bicarakan"
.
.
.
Setelah selesai membersihkan bekas makan mereka tadi, Tenten segera menghampiri Neji yang sudah menunggunya diruang tv, dia segera mendudukkan dirinya disamping Neji
"Siapa namamu?" tanya Neji to the point
"Tenten"
Neji sedikit mengernyitkan alisnya saat gadis yang barusan mengaku bernama Tenten itu tidak menyebutkan marga-nya
"Hanya Tenten?" tanya Neji lagi dan hanya ditanggapi anggukan oleh Tenten"Darimana asalmu?"
"Aku dari Osaka"
Neji dibuat terkejut saat mendengar ucapan Tenten, pasalnya jarak Osaka sangat jauh dengan Tokyo, tempat mereka berada sekarang "Besok aku antarkan kau kerumah" ucap Neji
"Tidak bisa" jawab Tenten lirih, Neji hanya menaikkan sebelah alisnya saat mendengar jawaban dari gadis disebelahnya itu
"Rumahku disita oleh bank karena utang ayahku yang terlalu banyak, aku tidak punya siapa-siapa lagi......." tanpa sadar Tenten menceritakan semua kisah hidupnya pada laki-laki yang baru ditemuinya itu, air matanya lolos begitu saja saat mengingat dia sudah tidak punya apa-apa lagi
"Saat itu aku lari sekuat yang aku bisa agar tidak tertangkap oleh anak buah si rentenir, sampai kakiku membawaku ke sebuah tebing yang aku sendiri tidak tahu dimana aku sekarang. Aku...aku tidak bisa kembali...aku takut tertangkap oleh mereka" sambung Tenten terisak
Neji yang mendengar isakan pilu dari gadis disampingnya itu sontak terkejut, hatinya seolah ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh gadis itu hanya dengan mendengar isakan nya saja. Lagi-lagi tubuh Neji bergerak dengan sendirinya, dia merengkuh tubuh mungil gadis disampingnya, berusaha memberikan sedikit kekuatan untuk gadis itu
Dia menyesal sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya, padahal penderitaan nya tidak seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan yang Tenten alami
Tenten terkejut saat pria itu tiba-tiba memeluk dirinya, tapi dia tidak ambil pusing karena sepertinya pria itu turut prihatin pada kisah hidupnya
"Aku akan mencari pekerjaan besok, sementara itu aku mohon izinkan aku menginap disini" ucap Tenten setelah berhenti menangisDia benar-benar menaruh harapan besar pada pria yang sampai sekarang belum dia ketahui namanya itu. Walau pria itu sedikit cuek, tapi Tenten yakin dia pria yang baik. Jika dia bukan pria baik, tidak mungkin dia menyelamatkan Tenten saat itu, bisa saja dia membiarkan Tenten meninggal disana
"Nanti kucarikan pekerjaan disekitar sini" ucap Neji
"Benarkah?" tanya Tenten, dia mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Neji, tidak ada yang berhasil dia tangkap selain ekspresi datar dari pria itu
Neji hanya mengangguk, dia mengalihkan pandangannya pada Tenten. Neji menatap mata bulat jernih itu dengan pandangan yang tidak menggambarkan arti apa-apa
Tidak ada yang bisa Tenten lakukan selain mengucapkan terimakasih pada pria ini, sejujurnya saja diotaknya terdapat banyak pertanyaan tentang Siapa nama pria itu? Kenapa dia mau membantu nya? Dan pekerjaan apa yang akan pria itu berikan padanya nanti?
Tenten menghembuskan nafasnya pelan, sepertinya itu bisa ditanyakan olehnya nanti karena sekarang dia lebih tertarik untuk menyelami mata bulan milik pria ini. Sorot matanya benar-benar kosong, tapi jika diteliti lebih dalam lagi terdapat sorot mata yang menyiratkan rasa sakit yang mendalam, seperti penghianatan mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tebing (NejiTenten)✓
JugendliteraturBerawal dari pertemuan tanpa sengaja disebuah tebing, lalu mengantarkan mereka kepada masalalu masing-masing. Saling mengobati, saling menguatkan, hingga tumbuh perasaan lain karena seringnya bersama. Namun, jalan yang mereka lalui tidaklah mudah. P...