Berawal dari pertemuan tanpa sengaja disebuah tebing, lalu mengantarkan mereka kepada masalalu masing-masing. Saling mengobati, saling menguatkan, hingga tumbuh perasaan lain karena seringnya bersama.
Namun, jalan yang mereka lalui tidaklah mudah. P...
Tenten menatap tidak percaya pada pria dihadapannya yang saat ini tengah tersenyum miring kearahnya, apa benar yang dikatakan oleh Gaara barusan bahwa dia adalah seorang Psychopath?
Rasanya sulit sekali untuk mempercayai benarnya fakta tersebut, tapi disisi lain dia tidak mempunyai alasan yang kuat untuk meragukan hal tersebut, karena dia sama sekali tidak dapat menangkap kebohongan sedikitpun dari sorot mata Gaara
Tenten menghembuskan nafasnya pelan "Sejak kapan?" tanya nya pelan
"Sejak aku melihat ibuku dibunuh oleh ayahku sendiri, dia dengan tanpa perasaannya memotong-motong tubuh ibu yang sudah tidak bernyawa tepat dihadapanku. Ditempat inilah semua kenangan tentang ibu dan tentang kematian ibu tersimpan. Aku sangat merindukannya, dialah cinta pertamaku"
Satu tetes airmata lolos begitu saja mengalir melewati pipi tirus Gaara saat dia kembali teringat akan kenangan indah sekaligus kenangan pahitnya bersama sang ibu, dirumah ini
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kebahagiaan serta keharmonisan keluarganya hilang seketika saat sang ibu ketahuan berselingkuh dan ayahnya yang dibutakan oleh api cemburu dengan teganya membunuh wanita yang selalu menemaninya tepat didepan Gaara yang saat itu masih berusia 5 tahun
Usia dimana seharusnya dapat bersenang-senang dengan teman sebaya tanpa memikirkan hal apapun merupakan usia paling mengerikan bagi Gaara
Gaara yang saat itu masih terlalu kecil dan lemah hanya bisa menangis saat melihat ibunya dibunuh dengan begitu mengerikannya
Tapi walaupun masih kecil, dia juga mempunyai perasaan, tentu dia tidak terima jika ibunya dibunuh dengan cara mengerikan seperti itu. Dia tidak akan memaafkan orang tersebut sekalipun dia adalah ayahnya sendiri
Walaupun Gaara sudah berhasil membunuh ayahnya dengan tangannya sendiri, tapi rasa sakit akan kematian ibunya masih tetap sama sejak dulu, atau mungkin sepertinya dia tidak akan pernah bisa melupakan rasa sakit itu sampai kapanpun
Tangan Gaara yang tidak memegang pisau beralih mengelus lembut pipi Tenten yang tidak terluka "Saat bertemu denganmu aku seperti menemukan sosok ibu didalam dirimu, cara kalian memperhatikanku sangatlah sama persis"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.