Buruk

691 92 144
                                    

Makan malam terjadi dengan begitu meriah? Kenapa meriah? Sebab makan malam kali ini dihiasi dengan perbincangan ringan antara Neji dan Tenten

Mereka mengabaikan larangan saat makan yang tidak boleh mengobrol karena saking rindunya dengan suasana berbincang dan bercanda seperti sekarang ini

"Kau akan pulang?" tanya Tenten setelah mereka selesai dengan acara makan malamnya

Neji mengangguk "Aku sudah merasa baik, mungkin karena minuman herbal tadi"

Tenten bersedekap dada "Apa kubilang, minuman herbal itu banyak manfaatnya" ucapnya menyombongkan diri

Neji merotasikan bola matanya "Iya-iya bu dokter"

Selanjutnya yang terdengar adalah suara tawa mereka, kalian masih ingat bukan? Mereka memang selalu dapat dengan mudahnya tertawa lepas hanya karena hal yang spele

Tapi selang beberapa detik kemudian, wajah Tenten terlihat murung dan Neji yang melihatnya sontak dibuat penasaran

"Kenapa?" tanya Neji, dia yakin pasti ada sesuatu yang mengganggu pikiran Tenten

"Umm Neji, apa kau baik-baik saja?"

"Seperti yang kamu lihat, aku baik"

"Tidak, bukan itu. Maksudku kau tidak akan mabuk jika kau baik-baik saja"

Tenten masih ingat saat kejadian di mall dulu, saat itu ada salah seorang karyawan yang menyebutkan nama Matsuri yang ternyata adalah mantan kekasih Neji

Respon yang Neji berikan saat itu terlihat sangat jelas bahwa dia tengah menahan amarah, dia keluar sangat lama lalu setelah masuk kembali kedalam, Tenten dapat mencium bau alkohol dari nafas Neji

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Neji akan mabuk jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan dan sangat mengganggu pikirannya

Dulu Neji mabuk mungkin karena kembali teringat akan sang mantan dan penghianatannya, tapi sekarang? Apa yang membuat Neji bisa mabuk kembali? Apalagi sampai dia tidak sadarkan diri seperti tadi

"Ah bukan apa-apa" jawab Neji berusaha mencairkan suasana

"Apa karena aku?"

Deg~

Tubuh Neji sedikit menegang saat mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Tenten "Apa dia cenayang?" tanya nya dalam hati

Neji memutuskan untuk melihat jam tangan yang dikenakan olehnya tanpa menghiraukan pertanyaan dari Tenten barusan "Sepertinya aku harus pulang" ucapnya, dia kemudian berdiri dan hendak melangkahkan kakinya pergi darisana

"Tunggu"

Neji yang hendak pergi dari meja makan tersebut pun sontak menghentikan kegiatannya "Apa" tanya nya lembut

"Kau marah padaku?"

Seketika alis Neji mengernyit saat mendengar ucapan Tenten barusan "Marah?" beo Neji

"Ya, aku tahu kau pasti habis bertengkar dengan calon tunanganmu karena dia melihat kita mengobrol ditebing sore tadi. Semua ini salahku" Tenten menundukkan kepalanya "Aku minta maaf Neji" lirihnya

Lagi-lagi senyuman tulus terulas dibibir tipis Neji, lihatlah? Gadisnya ini benar-benar wanita yang baik, bahkan rasanya dia tidak pantas untuk Tenten yang terlalu baik

Padahal semua ini adalah salahnya, salahnya yang terlalu pengecut untuk jujur pada Tenten, pada orangtuanya, pada Shion dan pada orangtua Shion

"Ten, angkat kepalamu"

Tebing (NejiTenten)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang