"Lo mantannya Bella?" (Namakamu) terlihat kaget menatap ke arah Bastian.
Bastian mengangguk, "gue pindah ke sini tuh demi Bella."
"Hah, lo serius?"
"Emang gue keliatan becanda gitu?"
"Kok bisa?"
"Guekan satu sekolahan sama Bella dan Iqbaal pas SMP." Jelas Bastian.
(Namakamu) buru-buru meminum jus jeruk pesanannya. Kebetulan macam ini?
"Gue gak ngerti." Komentar (Namakamu).
"Intinya gue putus sama Bella, karena gue cemburu. Dia terlalu dekat sama Iqbaal."
(Namakamu) terdiam. Segitu sayangnya Bastian ke Bella sampai memilih pindah sekolah? Dasar bucin.
"Hoii Bas!" Sapa Ardhito yang datang menghampiri meja mereka bersama Salsha.
"Oii bro... gila-gila. Udah lama yah kita ketemu."
"Kalian kenal?" Tanya (Namakamu) ketika Ardhito dan Salsha sudah ikut duduk bergabung bersama mereka.
"Gue satu SMP sama Babas, satu kelas malah. Yekan?" Jawab Ardhito.
"Yoi."
"Dhit, mau pesan apa? Biar gue yang mesan." Ucap Salsha.
"Samain aja yang!"
"Oke."
"Cantik juga pacar lo To." Komentar Bastian ketika Salsha sudah pergi untuk memesan makanan.
"Iyalah. Selera gue gak pernah salah."
"Ehem..." (Namakamu) berdehem ingin menyedarkan mereka kalau ia masih ada disitu.
"Gue kira lo becanda pas ngomong pengen pindah ke sini." Ucap Ardhito lagi.
"Gue benar-benar gak bisa lupain Bella."
"Anjir, sadboy bener lu sumpah!" Balas Ardhito yang dihadiahi tissue kotor yang dilempar Bastian ke arahnya.
"Sialan lo."
*
Iqbaal sedari tadi sibuk membujuk Bella agar gadis itu mau ikut makan bersamanya di kantin."Bels ayolah. Kenapa sih lo jadi mogok makan gini." Ucap Iqbaal kesekian kalinya.
"Gue gak lapar Baal."
"Gak lapar gimana? Lo aja tadi gak sarapan." Sewot Iqbaal.
"Baal serius. Lo pergi aja sendiri, gue benar-benar malas banget keluar kelas." Balas Bella.
Iqbaal menghela napas kasar. "Kalau lo gini karena lo baru aja ketemu Bastian tadi, berarti Bastian masih punya efek buat lo."
"Baal. Please. Gak perlu bahas itu."
"Fine, lo gak usah makan!" Ucap Iqbaal akhirnya, meninggalkan kelas.
Bella terisak. Ia sama sekali tidak mengerti, mengapa bertemu Bastian membuat dirinya menjadi aneh?
Iqbaal berjalan menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai satu gedung sekolah. Ia merasa kesal pada Bella karena gadis itu tidak mau makan hanya karena bertemu Bastian.
"(Namakamu)!"
Iqbaal menghentikan langkahnya ketika berpapasan dengan (Namakamu) di koridor.
"Mau kemana?" Tanya Iqbaal.
"Mau ke pespus nih." Jawab (Namakamu).
"Udah makan?"
"Udah tadi."
"Gue temenin ke perpus deh." Ucap Iqbaal lagi.
"Lho? Kok?" (Namakamu) terlihat heran.
"Udah gakpapa. Ayo!" Iqbaal kini menarik tangan (Namakamu) menuju perpustakaan sekolah.
Gila Iqbaal wangi banget.
*
(Namakamu) terlihat sibuk memindahkan catatan dari buku paket ke buku catatannya. Iqbaal hanya diam memperhatikan gerak-gerik (Namakamu).Duh kok gue jadi deg-degan banget gini sih?
Astaga Iqbaal tidak mendengar suara jantungnya kan?
"Gak baca buku Baal?" Tanya (Namakamu) tanpa mengalihkan tatapannya dari buku catatannya.
"Kalau ngomong sama orang tuh, orangnya ditatap dong." Ucap Iqbaal yang berhasil membuat (Namakamu) mendongakan kepalanya.
"Eh... maaf." Jawab (Namakamu) gugup. Sialan.
Iqbaal tersenyum jenaka, "udah lama gue gak liat lo."
"Hah?"
"Waktu gue di rumah sakit, gue benar-benar pengen cepat pulang ke rumah. Di rumah sakit gak enak, apalagi gak dijengukin lo." Ucap Iqbaal terang-terangan.
"Apaan sih Baal."
"Gue serius."
"Iya-iya ya udah. Lain kali gue jengukin." Balas (Namakamu).
"Jangan ngomong gitu dong. Emangnya lo mau gue masuk RS lagi?"
(Namakamu) buru-buru menggeleng," gak mau!"
Iqbaal terkekeh pelan. Akhirnya ia bisa duduk sedekat ini bersama (Namakamu). Sudah lama sekali Iqbaal menunggu waktu seperti ini.
"Oh ya (Nam...), kenapa lo tadi bisa jalan bareng sama Bastian?" Tanya Iqbaal.
"Dia sepupu gue, Baal."
Iqbaal mengangguk paham, "Gue pikir dia pacar lo." Balas Iqbaal lagi. Ini nih modus cowok kalau pengen tahu seorang cewek kalau punya pacar apa engga.
"Yee... gue gak punya pacar kali." Jawab (Namakamu) cepat.
"Bagus."
"Hah?"
Dertt derttt derttt....
Tiba-tiba sebuah pesan singkat masuk ke ponsel Iqbaal.
Bella Graceva
Gue pikir lo ninggalin gue karna mau beliin gue makan.
Nyatanya lo lagi nemenin cewek lain.
Gw gak ngerti Baal.Iqbaal mengejapkan matanya. Astaga benar, ia benar-benar lupa pada Bella.
"(Nam...) gue harus cabut sekarang. Nanti gue telpon yah..." Iqbaal buru-buru berdiri, bersiap meninggalkan (Namakamu).
"See you!"
(Namakamu) terlihat heran. Pesan apa yang diterima Iqbaal sampai-sampai cowok itu buru-buru pergi?
*
Haii omg. Maaf yah ini sempat super ngaret. Jangan lupa tinggalin vote dan komentar biar aku makin semangat nulisnya :))

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Tuan Iqbaal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan)
FanfictionIqbaal dan (Namakamu) sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa. Iqbaal menyukai (Namakamu), begitu pun sebaliknya. Tapi, mengapa selalu ada Bella di antara mereka?