Bel pertanda jam istirahat telah berbunyi memenuhi seantero sekolah dan satu menit lalu guru fisika yang mengajar di kelas XI.IPA-3 sudah berjalan meninggalkan kelas.
"Sha, temanin gue ngambil daftar nama anak futsal yuk! Gue mau nyetor jurnal daftar anak-anak ekskul nih sama ketos, sisa itu terus semua kelar." Setelah memasukan alat-tulis yang ia pake belajar tadi, (Namakamu) berdiri dari posisi duduknya.
"Ya udah, habis ini langsung kantin yah. Gue lapar banget suer." Salsha juga ikut berdiri.
"Iya, makanya buruan!"
"Eh, liat pak Sammy gak?" tanya (Namakamu) pada siswi yang kebetulan ia temui di koridor.
"Kayaknya sih di di kelas XI.IPA-6."
"Yakin lo?"
"Yakin."
"Yaudah, makasih."
"Jadi kita harus ke kelas IPA-6 gitu (Nam...)? Ya ampun, malas banget gue ah. Lemes gue," keluh Salsha ketika tahu ia dan (Namakamu) akan menaiki tangga menuju kelas XI IPA-6 yang terletak di lantai dua.
"Yah gak papa kali Sha, sekalian kita makan di kantin lantai dua aja deh."
"Serius?"
"Iya."
"Ya udah, ayo!"
Ketika (Namakamu) dan Salsha telah berada tepat di depan pintu kelas yang mereka tuju, suara Pak Sammy terdengar.
'Tok' 'tok'
"Permisi pak," ucap (Namakamu) ramah.
Pak Sammy menoleh dan memberi isyarat agar (Namakamu) dan Salsha memasuki kelas.
"Ada apa (Namakamu)?"
"Saya mau minta daftar nama yang ikut ekskul futsal pak, mau dibuatin daftarnya," ucap (Namakamu).
Sebagai sekretaris OSIS, mendata anak-anak ekskul adalah tugas (Namakamu).
"Iqbaal, kesini," panggil Pak Sammy paada salah satu siswa di kelas itu.
(Namakamu) menoleh ke arah cowok yang berjalan mendekat ke arah mereka. Rupanya, kelas ini hanya berisikan cowok-cowok, mungkin saja sedang membahas tentang ekskul yang dibina oleh Pak Sammy; futsal.
"Iqbaal, tolong tulis daftar nama teman-teman kamu, terus langsung kasih ke (Namakamu), bapak lupa mendatanya," pinta Pak Sammy.
Iqbaal menatap ke arah (Namakamu) dengan ekspresi datarnya. "Iya deh pak."
"Ya udah, gue ambilnya pas jam istirahat kedua ya," ucap (Namakamu) pada Iqbaal.
"Iya."
"Permisi Pak!"
*
"Lo kenal Iqbaal, Sha?" tanya (Namakamu).
Saat ini (Namakamu) dan Salsha sedang menikmati makan siang di kantin lantai dua, ini pertama bagi mereka.
"Iyalah, dia ketua ekskul futsal. Lo gak kenal dia, (Nam...)?" tanya Salsha, kembali memasukkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
(Namakamu) mengeleng. "Gue bahkan gak tau, kalau dia juga sekolah disini."
"Ya ampun, padahal nih yaa. Dia tuh cukup dikenal di sekolahan, apa lagi dikalangan anak kelas sepuluh, dia terkenal cogan yang ramah," jelas Salsha.
(Namakamu) terdiam sesaat, memikirkan selama ini dia kemana saja? Mengapa baru bertemu dengan Iqbaal?
"Eh, liat deh (Nam..), itu Iqbaal sama Bella. Mereka cukup dikenal dikalangan anak gaul di sini, mereka tuh sahabatannya kek sweet gitu, sampai dikira pacaran. Cocok deh, ganteng sama cantik," ucap Salsha tampak riang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Tuan Iqbaal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan)
FanficIqbaal dan (Namakamu) sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa. Iqbaal menyukai (Namakamu), begitu pun sebaliknya. Tapi, mengapa selalu ada Bella di antara mereka?