"Cewek yang tadi itu, yang lo temuin di mini market kan?" tanya Bella, lalu kembali memasukan kentang goreng ke dalam mulutnya.Iqbaal mengangguk. "Iya itu dia," jawabnya.
"Kok sweater lo, ada sama dia?"
"Gue pinjemin, waktu itu dia lagi M, terus tembus gitu," jelas Iqbaal santai, tangannya sibuk memainkan sedotan di dalam gelas jus pesanannya.
"Uhuk." Bella nyaris tersedak.
"Lo serius?"
"Iya, emang kenapa?"
"Gak kok, aneh aja. Baru kali ini lo gitu banget sama cewek lain selain gue."
Iqbaal tersenyum, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Gue benar-benar pengen kenal dia lebih dekat lagi."
"Maksud lo?"
"Gue suka sama dia Bels, dan mungkin udah sayang."
Bella terdiam, seperti ada ribuan jarum yang menusuk tepat di dadanya. Memberikan efek sesak yang begitu tak bisa ia jelaskan. Baru kali ini ia merasakan seperti ini, mengenal Iqbaal yang tak pernah dekat dengan cewek manapun selain dirinya, membuat ia malah takut Iqbaal benar-benar serius pada perasaannya pada gadis itu, membuat ia merasa bahwa separuhnya Iqbaal sudah mulai hilang.
"Lo setuju gak sih gue sama dia?" Senyum Iqbaal mengembang, sepertinya Iqbaal memang benar-benar sedang jatuh cinta sekarang.
Bella menggeleng. "Gue gak setuju!"
"Kenapa?"
"Gue gak mau kita jauh kalau lo udah sama dia, gue gak mau kehilangan Iqbaal yang selalu ada untuk gue, gue gak rela kalau lo malah bagi rasa perhatian lo untuk orang lain selain gue." Bella ekspresi takut, mengucapkan itu sembari membayangkannya.
Bella pernah menjalin hubungan dengan beberapa cowok, justru ia yang malah sering mengabaikan Iqbaal begitu saja, Iqbaal mengerti dan ia sama sekali tidak keberatan akan hal itu.
"Gue janji Bels, apa yang lo khawatirin gak bakal terjadi. Gue tetap jadi Iqbaal yang lo kenal dan lo tetap jadi Bella gue, Bella yang selalu gue jagain."
"Gue pegang janji lo Baal."
***
Pulang sekolah, (Namakamu) duduk di halte bus, menunggu bus ke arah rumahnya lewat. Hari ini Papanya tidak bisa menjemput lagi.
Bosan, (Namakamu) kini mulai memeriksa notification dari sosial medianya. Ada sebuah pemberitahuan dari aplikasi Intagram.
Iqbaal.e mulai mengikuti anda.
Dengan cepat (Namakamu) mengeklik tombok 'ikuti balik'- Yah dia mengfollback Iqbaal. Berikutnya ia malah mengchek profil Iqbaal lalu mulai melihat-lihat foto postingan Iqbaal. Tidak banyak foto, hanya ada 5 foto di sana.
Mata (Namakamu) terfokus pada satu foto dengan caption 'Thanks for everything Belbel', foto Iqbaal dan Bella.
Di foto itu terlihat, Iqbaal tersenyum ke arah kamera dan Bella yang menatap Iqbaal dengan senyum yang merekah. Mereka benar-benar terlihat serasi, pikir (Namakamu).
"(Namakamu)."
"(Nam...)!"
"(Namakamu) Floria Fidela."
(Namakamu) terkesiap, mendengar namanya disebut. Pandangannya langsung beralih ke arah depan, di sana sudah ada Iqbaal yang masih duduk di atas sadel motornya.
Dengan cepat (Namakamu) mematikan layar ponselnya. "Eh, Iq ... Iqbaal."
"Lo liatin apaan sih? Serius banget, dipanggilin dari tadi juga."
(Namakamu) tersenyum kikuk. "Itu tadi lagi sms Salsha."
Iqbaal mengangguk paham. "Mau gue anterin pulang gak?"
"Emang lo gak pulang bareng Bella?"
Iqbaal bergerak turun dari motornya, lalu duduk di samping (Namakamu).
"Lo kenal sama Bella?"
(Namakamu) menggeleng. "Enggak, gue sering sih liat dia bareng lo. Sering denger juga dia di panggil Bella."
"Gue udah nganterin dia pulang tadi, lain kali gue kenalin deh sama dia. Dia baik kok orangnya."
(Namakamu) tersenyum, lalu mengangguk.
"Gimana? Mau gue anterin?"
"Emang gak ngerepotin?"
"Kalau ngerepotin, gue gak bakal nawarin."
(Namakamu) terkekeh. "Ya udah ayo!"
***
Senin pagi, melaksanakan upacara bendera seperti biasa dan mendapat beberapa arahan. Seluruh siswa mulai berhamburan meninggalkan lapangan upacara, ada yang langsung ke kelas, kantin, dan tempat lainnya. Masih ada waktu sepuluh menit lagi untuk bel jam pelajaran pertama berbunyi."(Nam...), anterin gue ke kelas Dhito yuk!"
"Mau ngapain emang?"
"Gue mau balikin flashdisk nya dia, katanya mau dipake sekarang."
"Suruh dia aja yang ke kelas."
"Ih gak bisa (Nam..), yang minjemkan gue. Masa iya dia yang ke kelas kita buat ngambil sih,"
"Gak ada pengaruhnya juga kali Sha, diakan pacar lo. Masa nyamperin aja gak bisa."
"Ih, (Namakamu) gak asyik ih."
"Ish, yaudah ayo buruan!"
"Nah, gitu dong,"
(Namakamu) dan Salsha memasuki kelas XI IPS-2. Ardhito terlihat sedang mengobrol dengan temannya, namun Salsha maupun (Namakamu) tak mengetahui dengan siapa, karena cowok itu yang posisinya membelakangi mereka.
"To, ini flashdisk kamu." Salsha meletakan flashdisk itu ke atas meja Ardhito.
Cowok yang membelakangi Salsha dan (Namakamu) itu menoleh, dia sedang mengobrol dengan Ardhito.
"Eh ada Iqbaal," ucap Salsha.
Iqbaal hanya tersenyum ramah.
Yah, Ardhito dan Iqbaal cukup dekat, selain mereka memang berteman sejak SMP, mereka juga ikut ekskul yang sama, futsal.
"Ya udah To, itu aja. Gue ke kelas dulu," ucap Iqbaal.
Ardhito mengangguk. "Oke," ucapnya.
"Gue duluan ya (Nam...), Salsha."
Mereka mengangguk. "Iya."
"Oh iya (Nam...), baca chat gue yaa!" ucap Iqbaal sebelum ia benar-benar meninggalkan kelas itu.
"Lo lagi dekat ya sama Iqbaal?" tanya Salsha menatap (Namakamu) curiga.
"Enggak."
"Iya, nggak salah lagi," tambah Ardhito.
"Dih, gue nyium aroma pdkt nih."
"Ih berisik, buruan. Udah ngasih flashdisk kan? Ya udah ayo balik ke kelas."
"Biasa aja dong yang ketahuan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Tuan Iqbaal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan)
FanficIqbaal dan (Namakamu) sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa. Iqbaal menyukai (Namakamu), begitu pun sebaliknya. Tapi, mengapa selalu ada Bella di antara mereka?