12. Dekat yang Jauh

511 94 2
                                    

Ada yang nungguin? Gak ada ya? Aduh😥 btw Happy reading!

========

Jam istirahat hari ini dihabiskan (Namakamu) di ruang OSIS. Karena ini adalah bulan akhir masa jabatan angkatannya sebelum pergantian ketua OSIS bulan depan. Beberapa arsip laporan pertanggung jawaban untuk masa jabatan mereka kini mulai (Namakamu) kumpulkan.

"(Namakamu). Lo makan dulu deh! Lanjutnya bentar aja, lo pucat banget." Ucap Abun yang sedari tadi juga sibuk dengan beberapa berkas.

(Namakamu) menggeleng, "Gak papa. Dikit lagi kok, nanggung nih."

"Ya udah, habis ini lo langsung makan yah." Ucap Abun yang dibalas anggukan oleh (Namakamu).

Di ruangan ini hanya ada (Namakamu), Abun dan 2 orang pengurus OSIS lainnya yang sedang sibuk dengan kerjaan masing-masing.

Kringg kringg....

(Namakamu) mendesah lemah ketika mendengar suara bel tanda jam istirahat selesai memenuhi seantero sekolah.

"Oke. Kita lanjut pas pulang sekolah. Kalian silahkan ke kelas masing-masing." Titah Abun.

"Oke."

"Sip."

(Namakamu) kini berdiri dari posisi duduknya. Rasanya pandangannya menggelap sekilas namun kembali normal.

"(Namakamu) lo gak papa kan?"

"Gak papa kok. Gue duluan yah!" Jawab (Namakamu) sembari berjalan meninggalkan ruangan itu.

Di koridor, banyak siswa-siswi yang berlalu lalang untuk menuju kelas masing-masing. Beberapa orang sempat menabrak bahu (Namakamu) tanpa sengaja membuat (Namakamu) semakin merasa pusing.

Ya Tuhan, pandangan (Namakamu) berputar, nafasnya sesak. Jangan sekarang (Namakamu), jangan.

BRUK!

"(Namakamu)!" Suara itu, itu suara Abun yang sempat (Namakamu) dengar sebelum akhirnya benar-benar tidak sadarkan diri.

*
Iqbaal mematikan ponselnya. Berharap tidak ada yang menghubunginya sekarang. Ia kini kembali menatap wajah pucat (Namakamu) yang sedang terbaring di ranjang UKS.

"Kenapa sampai lupa makan kayak gini sih?" Iqbaal mendesah khawatir. Usahanya untuk menjauhi (Namakamu) kini sia-sia ketika melihat (Namakamu) jatuh pingsan di koridor tadi membuat ia takut.

Ceklek!

Pintu UKS terbuka, menampakan sosok Bastian yang kini berjalan memasuki ruangan itu.

"Biar gue yang jagain (Namakamu)." Ucap Bastian menatap Iqbaal dengan tatapan datarnya.

Iqbaal diam, merasa dilema.

"Lo ke kelas aja. Gue bakal jagain (Namakamu)." Ucap Bastian mencoba menyakinkan. Walaupun lelaki itu sebenarnya sangat tidak suka dengan Iqbaal.

"Bas--" Iqbaal tadinya niat berbicara namun kata-katanya itu terhenti, dia mengurungkan niatnya.

"Lucu yah. Sekarang lo malah deketin sepupu gue. Setelah lo ngerusak hubungan gue sama Bella." Ucap Bastian dengan senyum miringnya.

"Gue gak pernah ngerusak hubungan kalian. Lo yang mutusin Bella. Kenapa lo nyalahin gue?" Balas Iqbaal, membalas tatapan tajam Bastian padanya.

"Bella suka sama lo. Itu jelas banget!" Ucap Bastian mengalihkan pandangannya dari Iqbaal. Merasa muak.

Iqbaal diam. Bella suka kepadanya?

"Persahabatan kalian tuh palsu tahu gak. Gak ada tuh sahabat yang sampai segitunya. Kalau pada umumnya persahabatan antara cowok dan cewek yang murni itu yah saling bertengkar karena hal-hal sepele. Tapi kalian? Sejauh yang gue lihat kalian saling perhatian dengan terang-terangan. Itu cukup buat gue untuk tahu segalanya." Ucap Bastian.

Iqbaal ingin sekali membalas ucapan Bastian namun rasanya semua akan berakhir dengan perkelahian.

"Gue pergi." Ucap Iqbaal akhirnya meninggalkan ruangan itu dengan rasa dongkolnya.

Bastian terlalu sok tahu mengenai hubungannya dengan Bella. Iqbaal punya alasan mengapa harus menjaga gadis itu.

Tanpa Iqbaal dan Bastian ketahui, (Namakamu) sedari tadi mendengarkan percakapan mereka namun masih menutup matanya.

Hah, semua terasa menyesakan bagi (Namakamu).

*

"Kali ini lo harus makan dulu sebelum kerja." Ucap Abun sembari menarik tangan (Namakamu) menuruni anak tangan menuju lantai satu.

"Hahaha... iya iya." Balas (Namakamu) sambil tertawa. Semenjak kejadian kemarin Abun memang menyuruh semua pengurus OSIS yang akhir-akhir ini sibuk harus makan sebelum melanjutkan kerjaan mereka.

"Lo tahu gak sih kemarin tuh gue panik banget pas ngelihat lo nyaris jatuh, untungan ada Iqbaal yang nahan lo supaya gak jatuh ke lantai." Jelas Abun.

"Hah?"

"Kenapa?"

"Iqbaal?"

"Iya. Iqbaal yang bawa lo ke UKS."

Tanpa Abun sadari tangannya masih tetap berpegang pada pergelangan tangan (Namakamu) membuat beberapa orang di koridor menatap ke arah mereka.

Dan itu juga tidak disadari (Namakamu) yang sekarang sibuk dengan pikirannya.

Jadi yang nolongin gue Iqbaal?

"Eh panjang umur. Tuh si Iqbaal." Ucap Abun yang berhasil membuat (Namakamu) kembali fokus.

Di sana, di koridor yang sama. Iqbaal dan Bella sedang berjalan beriringan berlawanan arah dengan langkah kaki (Namakamu) dan Abun. Ketika mereka akhirnya berpapasan, Iqbaal hanya memberi tatapan datar dan Bella dengan senyuman yang sulit (Namakamu) artikan.

Sampai kapan semua ini?

*
Pendek yah? Yah sorry. Btw jadwal tayang cerbung ini tuh Senin, Rabu dan Sabtu. Oh yah jangan lupa beri vote dan komentar yah. Cara vote gampang kok, cukup klik tanda ⭐aja. Oke. Makasih!

Hi Tuan Iqbaal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang