Iqbaal sedari tadi terus membujuk Bella.
"Bels. Maafin gue!" Suara Iqbaal terdengar putus asa. Sedari tadi Bella sama sekali tidak mau menanggapi ucapannya.
"Gue suka ke (Namakamu). Dan lo tahu itu Bels. Gue benar-benar lupa tadi." Iqbaal kembali berbicara.
"Itu alasan gue Baal. Itu alasan kenapa gue gak mau lo dekat-dekat (Namakamu)!" Ucap Bella akhirnya dengan mata memerah menahan tangis.
Iqbaal gelagapan. "Bels jangan nangis dong. Gue salah. Gue minta maaf." Mohon Iqbaal sembari mendekat ke arah Bella yang sekarang sedang duduk di sofa ruang tamu rumahnya.
"Gue gak mau kehilangan lo Baal."
"Gak. Gue gak akan kemana-mana Bels. Gue tetap bakal jagain lo!" Ucap Iqbaal.
"Gue sayang sama lo Baal!"
"Iya Bels. Gue juga sayang sama lo. Udah yah, marahnya." Bujuk Iqbaal.
"Lo bisakan jauhin (Namakamu) demi gue?" Tanya Bella yang berhasil membuat Iqbaal diam terpaku kehilangan kata-kata.
*
(Namakamu) sedari tadi gelisah di atas tempat tidurnya. Mengapa Iqbaal tidak mengiriminya pesan sama sekali setelah kejadian di perpustakaan tadi? Apa Iqbaal ada masalah?
Tok tok tok
Suara ketukan di pintu kamarnya berhasil membuat (Namakamu) menoleh.
"Siapa?"
"Ini gue. Cari makan di luar yuk! Pengen jalan-jalan nih." Teriak Bastian dari balik pintu.
"Gak ah, males gue."
"Ih lo gak asik ih."
"Mager Bas."
"Yah udah deh. Bye!" Itu adalah ucapan terakhir Bastian yang sempat (Namakamu) dengar sebelum laki-laki itu berjalan menjauh menuruni anak tangga menuju lantai satu.
Iqbaal kemana sih?
Derrttt derrttt derrttttGetaran dari ponsel (Namakamu) yang terletak di atas nakas membuat gadis itu segera meraih ponselnya.
Iqbaal is calling....
Buru-buru (Namakamu) menekan tanda panggilan berwarna hijau pada layar ponselnya.
"Hallo."
"(Namakamu). Maaf yah. Baru nelpon sekarang."
"Gak papa kok. Tadi siang emang kenapa?"
"Ah. Gak papa kok. Oh iya, udah dulu yah. Ada yang mesti gue urusin lagi, gue nelpon karena udah janji tadi."
"Iya, yah udah."
"Nite."
"Ni..."
Tut tut
Belum sempat (Namakamu) menyelesaikan ucapannya sambungan telpon terputus. Ia kini mendesah kecewa, walaupun Iqbaal tetap menelponnya mengapa ia merasakan dadanya sesak sekarang?
Di sisi lain. Iqbaal kini sedang menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Percakapannya dengan Bella tadi membuat ia benar-benar kebingungan.
Tidak bisakah ia menjaga Bella dan mempertahankan (Namakamu) di sisinya? Sungguh tidak mudah baginya untuk menjauhi (Namakamu) sesuai permintaan Bella. Bagaimana caranya ia menyakin Bella kalau ia tidak akan berubah setelah bersama (Namakamu)?
Iqbaal sungguh tidak bisa memilih salah satunya.
"Jangan temuin gue. Sebelum lo bisa mutusin milih gue atau (Namakamu)."
Ucapan Bella masih terngiang di pikiran Iqbaal sekarang. Mengapa Bella sangat egois, padahal selama ini Iqbaal selalu membebaskan gadis itu untuk dekat dengan cowok manapun. Tanpa larangan dan pertanyaan menjebak seperti yang diberikan Bella pada Iqbaal.
**
Seperti biasanya Iqbaal akan menjemput Bella di rumahnya untuk berangkat ke sekolah bersama. Namun hari ini gadis itu sudah berangkat sekolah tanpa menunggu Iqbaal. Rupanya ucapannya kemarin pada Iqbaal bukanlah isapan jempol semata, gadis itu benar-benar menghindari Iqbaal sebelum ada keputusan yang dibuat Iqbaal."Bels!" Panggil Iqbaal ketika melihat punggung Bella, gadis itu sedang berjalan di koridor.
Bella mempercepat langkahnya, enggan untuk bertemu Iqbaal walaupun itu adalah usaha yang sia-sia karena bagaimanapun dirinya menghindar mereka berada di kelas yang sama, tidak ada kemungkinan untuk tidak bertemu.
"Bels. Tunggu!" Langkah Bella terhenti karena pergelangan tangannya ditahan oleh Iqbaal.
"Lo benar-benar ngehindarin gue?"
Entah kebetulan macam apa yang sedang terjadi sekarang. Dari arah yang berlawanan dengan mereka, tampak (Namakamu) sedang berjalan menelusuri koridor yang sama.
Bella menepis tangan Iqbaal dipergelangan tangannya dan langsung melanjutkan langkahnya. Tidak lupa ia melemparkan tatapan tajam ke arah (Namakamu) yang sekarang tampak memasang ekspresi bingung.
"Berantem?" Tanya (Namakamu) polos.
Iqbaal tersenyum hangat. "Gak kok. Gue duluan yah (Nam...). See you!"
"Iya."
*
Hi. Ini super pendek kan? Aku mutusin buat rajin update cerita ini tapi tiap part bakal sependek ini. Gak papa kan? Oh yah ada yang gemes sama Bella gak?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Tuan Iqbaal (Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan)
FanfictionIqbaal dan (Namakamu) sadar ingin bersama, tapi tak bisa apa-apa. Iqbaal menyukai (Namakamu), begitu pun sebaliknya. Tapi, mengapa selalu ada Bella di antara mereka?