PBS [12] || SEASON 3

1.3K 60 0
                                    

"Aku tak suka di langgar, kau wanita tua Bangka yang hanya bisa mengangguk dan patuh pada yang lebih kuat darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak suka di langgar, kau wanita tua Bangka yang hanya bisa mengangguk dan patuh pada yang lebih kuat darimu. Seharusnya kau melawan ku, Hannah." Nada rendah Iyan seakan membuat Hannah harus mengumpulkan nyali untuk membantah ucapan Iyan.

Entah bagaimana cara Iyan bisa masuk rumah nya malam-malam seperti ini, apalagi Anna pergi makan malam ke keluarga Dusan tadi. Awal nya Hannah tak mengerti apa maksud kedatangan Iyan yang tiba-tiba dengan raut marah, namun perlahan Hannah mengerti mengapa Iyan bersikap demikian.

Karena, ternyata Iyan tau Alanna menyetujui ajakan makan malam Brian bersama keluarga nya. Hal itu membuat Iyan berpikir bahwa, bukan kah Brian mengambil kesempatan untuk mengenalkan Alanna pada keluarga secara tak langsung?

Hannah menatap kosong lantai bawah nya, dengan tangan nya yang semakin mencengkram erat kedua pegangan kursi roda.

"Aku seorang ibu, yang tak ingin melihat kebahagiaan putrinya menghilang hanya karena seorang pria brengsek yang Ter obsesi pada putrinya." Tanpa bisa di cegah, air mata Hannah turun seketika, namun tatapan matanya masih kosong.

Iyan menggeram marah, lalu mencengkram pundak Hannah. Rumah sepi, Alanna pergi, Hannah sendiri, Iyan semakin gencar menyakiti.

"Apa kau mencoba melanggar kesepakatan kita?"

"Aku sudah berusaha, tapi kekuatan cinta memang terlalu kuat, hingga aku tak bisa mencegah nya. Mencegah Anna terlalu jauh dengan cinta nya, Iyan. Anna sudah terlalu banyak mengalami peristiwa buruk dalam hidup nya. Setidak nya, setelah ini Anna sudah sadar atas perintah ku kemarin malam."

Entah kenapa, Hannah sama sekali tak bisa menatap Iyan. Hannah terlalu takut, Hannah terlalu rapuh untuk membantah Iyan, apalagi dengan menatap Iyan yang sudah terselimuti emosi besar.

Iyan mendengus frustasi. "Baiklah, aku kira kau akan diam mendengar semua cacian ku. Seperti nya nyali mu sedikit besar. Sungguh, jika saja kau tak berbicara membantah ku, aku akan menghabisi Alanna terlebih dahulu."

Iyan langsung berdiri, lalu berjalan meninggalkan Hannah.

Baru lah Hannah bisa mendongak kan kepalanya, menatap punggung Iyan yang menjauh, dengan perasaan sedih.

"Tunggu, Iyan."

Iyan menghentikan langkah nya, lalu berbalik menatap Hannah dengan menaikkan salah satu alis tanda 'Ada apa?'

"Seandainya kau mendapat kan putri ku, jangan buat dia menangis. Aku, hanya butuh itu. Beri lah kebahagiaan pada Anna, cukup sudah Anna hanya memikirkan kebahagiaan orang lain, sekarang harapan ku hanya dirimu. Selain dirimu, aku tak bisa membayangkan bagaimana nasib putri ku mati di tangan kotor mu."

Ucap Hannah menusuk, lalu mengusap air matanya.

Iyan hanya bisa berdiam bergeming di tempat nya berdiri.

•••

Mansion Dusan, London, New York, ruang makan

PRINCE BILLIONAIRE SAVIOR ✅ {DUSAN #3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang