PBS [31] || SEASON 3

1.2K 52 10
                                    

Brian mengelus surai rambut hitam kecoklatan milik Luna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brian mengelus surai rambut hitam kecoklatan milik Luna. Menatap Luna dengan senyum kecil, teramat kecil hingga Luna tak menyadari.

"Apa kau membutuhkan sesuatu yang lain?" Tanya Brian setelah dia membantu Luna meluruskan kakinya dan memberi nya bantal di bawah kaki kanan Luna yang di perban.

Setelah telepon Luna yang mengatakan bahwa Luna mengalami kecelakaan itu, Brian tak memperdulikan alasan siapa yang membuat kekacauan di sini. Dia mengebut seperti orang kesetanan.

Namun setelah sampai, hati Brian di jalari rasa lega hebat. Walaupun Brian tau, emosi nya tak menentu sekarang. Batin nya mengatakan, tak mungkin Alanna melakukan ini.

Luna mengangguk sambil tersenyum, dan menangkup tangan Brian.

"Kau bisa pulang jika kau mau Brian. Kau bisa menjemput ku nanti malam saat aku baru di izinkan pulang oleh dokter. Mungkin Alanna menunggu mu sekarang." Jelas Luna dengan senyum getir yang di buat nya agar menambah kesan terpaksa pada dirinya, dan menambah bumbu liciknya untuk membuat Brian sepenuhnya percaya pada rencana kedua nya.

Luna awalnya khawatir Brian akan mengetahui bahwa semua ini, hanya settingan Luna belaka. Luna tak benar-benar tertabrak, dia hanya membayar orang untuk tutup mulut dan mengaku sebagai suruhan orang Alanna. Namun perlahan, kecemasan Luna tak berarti apa-apa ketika dia melihat Brian seolah tak memperdulikan Alanna lagi. Seolah, rencana kedua Luna berjalan mulus tanpa alasan yang memberi kan kesusahan baginya.

Brian mengepalkan tangan nya erat.
"Setelah Alanna melakukan semua ini, kau masih memikirkan nya, Luna? Sebenarnya apa yang ada di pikiran mu? Bukan kah dulu kau begitu membenci nya?

Lantas mengapa setelah Alanna berani menantang mu seolah kau bukan Luna yang ku kenal dulu setelah semua orang tau bahwa kita seorang sepupu?" Tanya Brian panjang lebar, yang mana Luna hanya bisa menunduk dengan menautkan jarinya.

"Aku memang jahat, tapi aku masih perempuan yang bisa merasakan obsesi Alanna terhadap mu. Anggap saja, Alanna sama seperti ku dulu. Yang rela melakukan apapun agar penghalang hubungan mu dengan nya berjalan mulus. Mungkin sekarang itu tujuan nya. Jadi, aku hanya bisa pasrah bukan? Toh, juga sekarang aku hanya bisa melupakan cinta itu, karena aku sepupu mu."

Brian mengacak rambutnya frustasi, tanpa sadar dia langsung mendekati Luna dan mendekap nya.

"Terimakasih telah berubah menjadi wanita baik. Bahkan, kau harus mendapat kan yang jauh lebih baik dariku Luna." Bisik Brian.

Awalnya Luna terkejut akan pelukan Brian. Namun tak berlangsung lama setelah dia melihat Alanna sudah datang dan berada di ambang pintu, dengan gaya acak-acakan nya, menatap kemesraan yang kebetulan sekali Brian yang memulai api emosi hubungan mereka terlebih dahulu.

Luna langsung membalas dekapan Brian, seringai nya muncul sambil matanya tak lepas memandang Alanna dengan tatapan meremehkan. Bibir Luna bergerak, namun tak bersuara. Seolah tidak peduli, Alanna sudah mengetahui bahwa dirinya menang kali ini.

PRINCE BILLIONAIRE SAVIOR ✅ {DUSAN #3}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang