Alanna menuruni tangga mansion menuju ke lantai bawah, dengan tergesa. Saat tengah berada di lantai bawah undakan tangga, langkah Alanna menelan seiring dia mendengar suara samar-samar yang begitu di kenali nya.
Seperti nya niat Alanna pergi untuk bertemu dengan Ares guna menyelesaikan yang perlu di selesaikan pagi hari ini juga, harus kandas sementara ketika rasa penasaran nya melebihi segalanya. Alanna menilik melalui saka besar yang menutupi dirinya dengan sumber suara itu.
Alanna mengernyit kan dahinya bingung ketika Luna sepagi ini sudah berada di mansion Dusan. Dan suara samar-samar itu, Luna seperti sedang berbicara khusus dan secara privasi dengan lawan bicaranya.
Alanna mendengar, sayup-sayup Luna menyebutkan nama Brian di dalam pembicaraan. Alanna mengintip dari balik saka itu, mengamati bahkan menajamkan pendengarannya hingga ke pembicaraan yang Luna lakukan itu, hingga Alanna mengerti kenapa raut Luna seserius itu saat bertelepon dengan orang.
Perkataan terakhir Luna sebelum menutup panggilan, membuat pertanyaan besar sekaligus waspada besar bersarang di kepala Alanna.
"Sudah ku katakan. Jangan libatkan janin itu pada rencana kita. Intinya, aku hanya ingin kau memisahkan mereka dengan cara yang sudah ku rencanakan.
Jika kau sampai mencelakai calon keponakan ku dalam rencana ini, maka aku tak akan memberikan Alanna padamu di akhir rencana kita. Berhasil maupun tidak, jangan libatkan janin yang di kandung Alanna! Mengerti bukan?!" Sentak Luna lalu dengan kasar menekan tombol untuk mengakhiri percakapan mereka.
Alanna menegakkan badannya, bersiap berjalan menuju Luna. Dengan gerakan cepat, Alanna mencekal pundak Luna dan membuat Luna berhadapan dengan nya.
Emosi Alanna benar-benar sudah di puncak kesabaran. Sebenarnya apa mau Luna? Bukan kah semuanya sudah jelas sekaligus selesai pada malam tadi?!
"Apa yang kini tengah kau rencana kan dengan komplotan mu, Luna?" Tanya Alanna dengan nada menginterogasi dan matanya memicing tajam.
Luna hanya memandang malas pada wanita di hadapan nya, tangan nya bersedekap dada seolah jika Alanna mendengar rencana nya sekalipun, itu tak masalah karena Luna sudah merencanakan semuanya dengan apik.
"Jika memang ku rencanakan semua ini, apa yang akan kau lakukan? Mengelak? Tentu tidak bisa, Alanna ku tersayang." Ucap Luna meremehkan sambil menggelengkan kepalanya menatap Alanna dengan pandangan malas.
"Bukan kah semuanya sudah jelas, bahwa hubungan mu dengan Brian sudah berakhir dari tadi malam, Luna! Apa kau tak tau malu? Bangun dari mimpi tinggi mu, karena bagaimanapun caramu meraih Brian, dia akan tetap menjadi sepupumu." Ucap Alanna dengan nada penekanan di Kalimatnya, karena tak habis pikir, Luna bukan musuh yang bisa di singkirkan begitu saja.
"Ck ck ck Alanna. Kau ini bodoh atau apa? Ku katakan satu hal yang perlu kau camkan. Aku memang kalah dalam mendapatkan sepupu ku sendiri dengan jalang seperti mu. Tapi ingat, aku masih bisa memenangkan taruhan dalam memisahkan kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE BILLIONAIRE SAVIOR ✅ {DUSAN #3}
Roman d'amour[Sequel MY BILLIONAIRE BODYGUARD] [SEASON 3] [COMPLETED✓] Start : 22 Mei 2020 Finish: 16 September 2020 🏅#4 - Romance Remaja 🏅#3 - Romance Remaja 🏅#3 - harapan 🏅#9 - Childhood PS : Tidak ada adegan dewasa!💢 Judul awal : ABOUT US BRIAN HEDVIKA D...