Dipertemukan tanpa adanya kesengajaan itu adalah kita. Aku masih ingat kapan dan di mana kita mulai bertemu dan berkenalan, lalu menjadikan kita sebagai seorang teman sehingga saling bertukar banyak cerita. Dari situlah aku merasa bahwa kamu adalah laki-laki yang berbeda.
Hari demi hari berlalu, tanpa kusadari kita menjadi sedekat itu.
Aku tau kita hanya sebatas teman, tapi sialnya, caramu memperlakukanku telah berhasil menciptakan kenyamanan.
Entah apa yang sedang kurasakan, tiba-tiba aku menyukaimu begitu saja.
Maafkan aku yang sudah terlanjur jatuh cinta.Mungkin jatuh cinta sendirian adalah ungkapan yang paling pas untuk diriku sendiri. Sehingga untuk mengungkapkannya saja aku tidak punya nyali apalagi berani. Bukan sebagai pengecut melainkan aku hanya tidak ingin merusak pertemanan kita hanya karena aku yang telah jatuh hati.
Bahkan sebuah pesan "Kamu sudah makan?" darimu saja mampu membuat kedua sudut bibirku melengkung sempurna. Sampai aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri apakah semudah itu hatiku kamu tahlukan? Semudah itu hatiku kamu buat nyaman?
Aku menyukaimu dari caramu membuatku tertawa.
Aku menyukaimu dari caramu memberi perhatian.
Aku menyukaimu dari caramu bercerita.
Aku menyukaimu dari ucapan selamat pagi dan selamat malammu.
Aku menyukaimu dari semua hal tentangmu.
Aku menyukaimu begitu sungguh.Aku tau kita hanya sebatas teman, tapi mengapa hadirmu selalu membuat hati terasa nyaman seperti dua orang yang sedang terikat dalam sebuah hubungan.
Aku tau kita hanya sebatas teman, tapi mungkinkah aku bisa bersanding di sisimu dan merasakan apa itu kebahagiaan? Bahagia karena telah memilikimu seutuhnya.
Tapi mengingat status kita yang bukan benar-benar "kita". Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya?
Menyatakan perasaanku yang sesungguhnya?
Atau menunggu takdir yang akan menjawab semuanya?
Apalagi jika mengharapkan seseorang yang belum tentu memiliki rasa yang sama.
Aku harus bagaimana jika rasa ini telah berubah menjadi cinta?
Apakah rasa ini tetap kubiarkan bernyawa atau kubiarkan mati begitu saja?Mungkin aku yang terlalu cepat melibatkan hati. Sehingga membuatku berekspetasi terlalu tinggi.
Aku pun tak bisa untuk mengontrol perasaan ini. Karena semuanya sudah terlanjur terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Patah Hati Terhebatku
ContoSeharusnya dari awal aku tak perlu melibatkan perasaan untuk pertemanan ini. Seharusnya dari awal aku harus bisa paham, bahwa aku dan kamu tak akan pernah bisa menjadi kita. Seharusnya dari awal aku sadar diri, jika yang kamu harapkan itu adalah di...