Akan kuakui segala yang kurasaa saat ini kepadamu, aku tak ingin membuat kesalahan dengan menutup-nutupi perasaan yang tiap hari sungguh merindu.
Sebab sampai kapan pun aku tidak akan pernah siap melihatmu pamit ke luar rumah untuk menemui nama yang lain.
Aku juga belum siap kita menjadi orang asing seperti awal pertemuan kemarin.
Kukira melupakanmu aku bisa.
Rupanya aku benar-benar tak bisa.
Kukira melepaskanmu itu adalah hal yang mudah.
Ternyata semakin hari membuat diriku semakin gundah.
Dan sekarang tak ada lagi genggaman tangan, tak ada lagi kita yang sibuk menciptakan kenangan.
Kita telah sepakat untuk saling melepaskan.
Menerima kenyataan bahwa kita sudah seharusnya saling mengkhilaskan.
Aku hanya ingin tetap berada di dekatmu dan menikmati nyaman yang terus berdegup. Memaksa dirimu untuk tetap tinggal lebih lama lagi aku pun tak sanggup.
Aku sempat berupaya untuk beralih dan menata hati kembali, namun apa daya kepadamu ingatanku selalu terhenti.
Lalu untuk apa kita pernah mengenal atau bertemu jika di akhir kisah kau hanya akan meninggalkanku?
Aku mengerti sekarang.
Sebab kita adalah pernah bukan punah, bukan juga menyerah hanya sudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Adalah Patah Hati Terhebatku
Cerita PendekSeharusnya dari awal aku tak perlu melibatkan perasaan untuk pertemanan ini. Seharusnya dari awal aku harus bisa paham, bahwa aku dan kamu tak akan pernah bisa menjadi kita. Seharusnya dari awal aku sadar diri, jika yang kamu harapkan itu adalah di...
