• twenty six •

523 73 4
                                    

Selamat membaca here after^^

Selamat membaca here after^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+Mark & Arin+

Cr ; pinterest

PS : ini masih sudut pandang Mark ya yorobun-! Mungkin di chapter 27 bakal jadi sudut pandang Author!<3


«here after»


"Kenapa bisa suka banget sama aku?" Pertanyaan itu begitu saja keluar dari mulut Mark. Arin yang mendengar nya juga sedikit terkejut, lalu menjawab.

"Aku nggak tau,kenapa bisa sesuka ini sama kamu, Mark. Tapi, satu yang harus kamu tau, rasa sukaku ini bukan obsesi," ucap Arin sambil merapikan kembali polaroid yang sempat ia keluarkan, ke dalam loker meja rias nya itu.

Lalu Mark melihat jam di pergelangan tangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 7 malam. Biasanya waktunya Arin minum obat, obat yang tidak sedikit jumlah nya.

"Kamu udah minum obat?" Tanya Mark sambil berjalan ke arah meja khusus obat di kamar Arin, dan mengisi air putih ke dalam gelas, dan mengambil beberapa pil obat. Lalu memberikannya kepada Arin, yang tengah terduduk di ranjangnya.

Lalu, Mark memberikan segelas air putih dan beberapa pil obat itu kepada Arin. Arin tersenyum dan menerima segelas air dan beberapa obat dari Mark tersebut. Lalu, Mark ikut duduk di ranjang Arin tersebut. Selesai meminum obatnya, Arin menaruh gelas tersebut di meja kecil sebelah ranjang nya, lalu kembali duduk di sebelah Mark. Dan mengatakan.

"Asal kamu tau Mark, sebenernya aku benci banget sama yang namanya obat, rumah sakit, dokter,suster,bidan, dan sebagainya. Padahal waktu kecil,aku pingin jadi dokter." Ucap Arin sambil menatap ke Mark, yang sedang menatap ke arah lain.

"Sama obat kamu? Kamu benci juga?"

"Iya, sama obat aku juga. Aku mau tanya sesuatu sama kamu boleh?" Ujar Arin sambil mengecilkan volume nya, dan mendekatkan dirinya kepada Mark. Agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka , "Kamu tau nggak alasan kenapa aku harus terikat sama hal-hal medis?" Tanya Arin.

Deg. Mark terkejut, ia tidak bisa memberitahu Arin akan hal itu. Ia sudah berjanji kepada orang tua Arin, sejak dia masih kecil. Mau tidak mau, Mark harus mencari topik pembicaraan lainnya.

"Sekarang udah malem, kamu tidur aja. Aku tunggu in," ucap Mark sambil mau ber alih ke kursi meja belajar Arin, tapi pergelangan tangannya di tahan oleh Arin.

"Kenapa semua orang yang aku tanya selalu mengalihkan pembicaraan? Pentingkah?" Tanya Arin dengan mata yang berkaca-kaca, Mark nggak tau harus bereaksi apa. Di satu sisi, Mark membenci Arin tanpa alasan, di sisi lain Mark harus menjaga Arin.

[1] here after • mark lee x kang mina  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang