Terima kasih dan selamat membaca 💕
•°•°•
PENASARAN?
Ya, Paras rasa wajar kalau Prabu penasaran padanya setelah lebih dari 15 tahun mereka tidak bertemu. Yang Paras ingat, terakhir kali dia melihat Prabu adalah sebelum kakak sepupunya itu merantau ke Jakarta untuk kuliah. Saat itu Paras baru kelas 2 SD dan sama sekali tidak mengira akan hamil di usia 18. Tidak mengira masa remajanya hancur karena kebodohan sendiri. Terlebih tidak menyangka bahwa Prabu yang sempurna itu penasaran dengan drama picisan hidup Paras.
Prabu? Sempurna? Dari kacamata Paras, ya, Prabu berada di titik paling prima dalam hidup seorang pria. Usia 35 tahun dengan profesi tetap sebagai dokter spesialis anak. Sejak kecil sangat baik secara finansial, akademik, dan hubungan sosial. Paras juga yakin pria itu tidak menemui kesulitan yang berarti dalam urusan asmara mengingat postur Prabu yang proporsional dengan tinggi di atas rata-rata pria Indonesia, ditambah wajah yang bisa disetarakan aktor Korea dengan sedikit hint Arab warisan keluarga ibunya.
Dan... adalah bohong jika Paras berkata jantungnya tidak berdebar dua kali lebih kencang ketika tatapan intensif Prabu terfokus padanya di bawah temaram cahaya bulan, tadi malam.
Paras mengentakkan kepala. Menggeleng cepat.
Astagfirullah, Ras! Mas Prabu itu sepupu. SEPUPU!
Semakin mengingat Prabu rasanya Paras semakin tidak beres. Perempuan itu menyudahi semuanya dengan satu keyakinan bahwa penasaran Prabu tidak lebih dari bentuk perhatian antarsaudara. Mungkin juga hanya kepo. Ah, itulah pokoknya, tidak ada yang spesial.
"Ras? Kenapa, Nduk?"
Pertanyaan Suci memecah lamunan Paras. Paras melengkungkan senyum rikuh dan melanjutkan makan siangnya.
"Mama antuk, iya?" terka Taksa, menunjukkan matanya yang membola pada Paras. "Makana jangan bobo mawam-mawam."
Paras menelan kunyahan sebelum membalas, "Mama 'kan kerja. Cari uang buat Taksa biar bisa beli maem. Taksa yang jangan bobo malam-malam, ya? Kenapa kemarin pas Mama pulang Taksa belum bobo sama Uti, hayo?"
Bibir Taksa mengerucut. "Aca bobo sama Mama..."
Keluhan lugu itu membuat jantung Paras berdesir nyeri. Dia menangkup sepasang pipi Taksa, menatap lekat, memohon pengertian dengan seulas senyum tipis.
"Habis ini bobo siang sama Mama. Nanti malam bobonya sama Uti, ya?" pinta Paras, lantas mengecup kening putranya. "Taksa anak pintar, 'kan?"
•°•°•
Balita empat tahun itu terlelap hanya dalam 30 menit setelah dikeloni Paras. Melirik jam dinding yang hampir menunjukkan pukul satu siang, dia bergegas turun dari ranjang untuk mandi dan bersiap kerja. Setelah semua siap Paras berpamitan dengan mencium puncak kepala Taksa.
Namun baru saja dia akan keluar kamar, matanya bertemu dengan sesuatu yang tergantung di dinding. Masker kain kecil bergambar karakter Iron Man milik Taksa. Sejak usianya dua tahun, Taksa dibiasakan mengenakan masker setiap keluar rumah. Paras bahkan memiliki masker itu versi dewasa untuk mencontohkan pada putranya. Seingatnya baru dipakai beberapa kali karena Paras mengganti dengan yang motif bunga sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)
General Fiction[TERBIT] Jika kamu: (1) punya sepupu lawan jenis sejak kecil, (2) kalian nggak ketemu dalam waktu lama, (3) sekalinya ketemu sudah sama-sama dewasa dan sialnya dia jadi cakep sehingga kamu cuma bisa membatin hina, "ya Tuhan, kenapa dia harus sepupuk...