17

12.1K 1.8K 238
                                    

Kok banyak yg nyalahin Bude Rosa sih wkwk. Selama ini emang baik tapi sebatas bude-ponakan aja okelah. Kalo mertua-mantu ogah. Dilogika aja, ibu normal mana yg bisa dengan gampang terima mantu macem Paras?

Vote, komen, dan share jika kamu suka
Terima kasih dan selamat membaca 💕

•°•°•

SARAPAN Paras digegerkan dengan kiriman gambar dari Nando yang menampilkan tampak samping saat Prabu duduk memeluk Paras yang berdiri, membenamkan wajah di perut perempuan itu. Sementara Paras terlihat mengusap kepala pria itu penuh sayang. Gambar itu diikuti dengan beberapa baris pesan melalui jalur pribadi.

Mas Nando
ras, segarkan aku
apa maksudnya ini
😱😱😱

Parasayu Larasati
yaa gitu mas
hehe

Mas Nando
dokter Prabu sama kamu
serius ini
sesama sepupu???

Parasayu Larasati
minta doa restunya aja mas
😄

"Ras? Gek ndak ndang ringkes-ringkes, Nduk (ayo cepat beres-beres, Nak) katanya berangkat pagi?" tegur Suci yang otomatis membuat Paras menyimpan ponsel dalam pangkuan.

"Masuk paginya mulai minggu depan, Bu," jelas Paras menggeser duduknya untuk memberi Suci tempat. "Berarti Paras titip Taksa mulai pagi, ya, Bu? Ibu kerepotan nggak, sih? Taksa pencicilan 'kan, Bu? Kalo Ibu repot di Gema Medika ada nursery, biar Paras titipin Taksa di sana. Mungkin bisa Paras jenguk sesekali pas istirahat."

"Ndak usah lah Ibu seneng ada temen di sini. Timbangane (daripada) Ibu ndelok'i (nonton) sinema kumenangis cek apikan dulin karo (enakan main sama) Taksa. Iyo, Sa?" Suci merentangkan tangan menyambut Taksa yang baru bangun, masih dengan setengah nyawa menghambur dalam pelukan sang nenek.

"Aca mimpi, Uti," lirihnya di lengan Suci, kemudian mengintip Paras yang menunggu kelanjutan. "Aca bobo sama Mama sama Pakde Doktew."

Paras tersedak ludah sendiri. Suci memelotot.

"Pakde Dokter? Pakde Prabu maksudnya?" bingung Suci. "Bobo gimana?"

"Bobo di dayam sepawat eh sepawatna jatuh."

"Innalillahi!" seru Suci hiperbolis. "Terus Taksa, Mama, sama Pakde gimana?"

"Teyus tebang naik baying-baying mambu."

"Bambu!" koreksi Paras mencubit pipi bulat Taksa.

"Terbang ke mana?" tanya Suci antusias.

"Ke Matos, teyus Aca mandi bowa."

"Hiiih!" Suci mengeratkan Taksa dalam dekapnya hingga bocah itu tiba-tiba terpingkal kegelian. "Taksa ngode Uti, ya? Hmm? Taksa ngode mau ke Matos? Uti sekarang sudah bisa pesen ojek dari hape, lho. Ayo kalo mau ke Matos kita cuss!"

"Cuss, Uti!" dan Taksa menyambut bro fist yang diacungkan Suci.

"Oh, ya, Nduk," masih memeluk Taksa, Suci menoleh putrinya lagi. "Kata Bapak kamu mau pindah ke kontrakan Prabu dua bulan lagi? Ibu sih maunya kalian tetep di sini. Tapi misalnya Bapak tetep mau kalian pindah, Taksa biar tetep Ibu momong aja ya, Ras? Ibu ke rumah kamu pagi-pagi. Mesakno (kasihan) kalo Taksa di tempat penitipan. Lagian biaya penitipan bisa kamu tabung."

TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang