Vote, share, dan komen jika kamu suka
Terima kasih dan selamat membaca 💕•°•°•
KEHADIRAN Prabu yang tidak diduga membuat Paras sontak menegak. Sesuatu meluncur jatuh dari punggungnya yang segera diambil Prabu. Paras menyambar pakaian hitam itu yang dia kenali sebagai jaket Angga. Kepalanya celingukan bingung sementara tangan menyentuh Taksa yang masih tidur dalam kondisi lebih stabil dan sudah tidak biru.
Lalu matanya beralih pada Prabu yang berdiri di sisinya.
"Angga mana?"
Prabu mengangkat satu alis. "Berondongmu? Tadi kusuruh pulang."
"Kenapa?!"
"Kamu sudah ada aku."
Gigi-gigi Paras menggertak kesal. Sebenarnya bukan itu maksud pertanyaan barusan. Dia tidak ingat apapun lagi setelah menyerahkan kartu asuransi Taksa dan merebahkan kepala di sisi ranjang. Dia ketiduran. Lalu bagaimana urusan administrasi Taksa?
Belum juga reda semua tanya di kepala Paras, Prabu duduk di tepi ranjang Taksa sementara matanya lekat mengamati bocah itu.
"Anak ini punya riwayat konvulsi?" tanya Prabu, yang mendapat kernyitan dahi dari Paras. "Maksudku step. Kejang demam."
"Iya, Mas." Paras turut memandang putranya, menyisir rambut ikal Taksa dengan jemarinya. "Pertama kali waktu umur 2 tahun. Kata Papanya, waktu kecil dia juga pernah."
"Yang paling penting demamnya harus dipantau, Ras."
Paras mendesah. "Kata Ibu sudah dikasih paracetamol, tapi cuma turun sebentar dan langsung naik 40an, Mas."
"Sirup? Berapa sendok?"
"Ya satu aja, Mas."
"Itu dosis bayi, Ras. Tambah satu sendok lagi. Boleh diulang minimal 4 jam sekali. Buat jaga-jaga aku pesan sama dokter jaga nambahin satu obat kejang di resepnya. Kamu harus bisa masukkan obatnya rektal--lewat dubur."
Paras mengangguk, "insya Allah, Mas." Meski sulit, namun bukan tidak mungkin bagi awam medis seperti Paras mempelajari cara memasukkan obat melalui dubur. Yang dia butuhkan adalah ketenangan dalam praktiknya.
Tetapi satu hal tiba-tiba mengusik pikirannya. Paras menengadah tepat saat Prabu juga sedang menatapnya.
"Mas kok tahu aku di sini? Lagi sif?"
"Nggak." Prabu mengendikkan bahu. "Tante Suci woro-woro di grup Candra Diwangsa. 'Mohon doanya untuk cucu kami Taksa, sekarang dalam perjalanan ke UGD'."
Jantung Paras seakan melorot.
"I--Ibu? Di grup keluarga besar?!"
"Hmm." Prabu mengangguk. "Aku telepon UGD sini, memang iya, ada yang baru masuk namanya Taksara."
"Terus Mas langsung ke sini?"
"Iya lah."
"Jam dua pagi?"
"Waktu aku sampai hampir jam tiga."
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)
General Fiction[TERBIT] Jika kamu: (1) punya sepupu lawan jenis sejak kecil, (2) kalian nggak ketemu dalam waktu lama, (3) sekalinya ketemu sudah sama-sama dewasa dan sialnya dia jadi cakep sehingga kamu cuma bisa membatin hina, "ya Tuhan, kenapa dia harus sepupuk...