25

12.4K 2.1K 413
                                    

Vote, komen, dan share jika kamu suka

Terima kasih dan selamat membaca 💕

•°•°•

MALAM ini saja. Malam ini Paras memaafkan dirinya yang rapuh dan menangisi setiap detik tekanan mental yang dia peroleh dari rumah keluarga Efendi.

Untungnya, Paras masih cukup waras dan memilih menangis setelah Taksa benar-benar terlelap. Setelah dia salat isya. Setelah semua lampu rumah dimatikan. Setelah dia memastikan Bapak-Ibunya juga sudah tidur sehingga hanya dia satu-satunya yang terjaga.

Belajar dari segala yang terjadi di masa lalunya, Paras rasa, dia tidak harus terlalu keras pada diri sendiri. Dia tidak perlu berpura-pura, terutama saat menangis seorang diri seperti saat ini. Dia biarkan semua air mata dan isaknya tumpah. Lebur jadi satu, terserap pada serat bantal yang menutupi wajahnya sejak sepuluh menit lalu.

Dia relakan tubuhnya menggigil.

Dia relakan bibirnya tergugu.

Dia relakan luka hatinya bernanah... malam ini saja.

Malam ini saja. Paras tahu, setelah matahari datang esok hari, setelah Taksa bangun, setelah sarapan bersama Bapak-Ibunya, dia pasti bisa mengulas senyum kembali. Dia pernah selamat dari siksaan yang lebih dari ini. Dia pernah dirajam secara fisik maupun mental. Dia penyintas kekerasan dalam rumah tangga. Dan pada kesempatan kali ini, dia mendapat kehormatan baru sebagai penyintas stigma miring terhadap status janda.

Lalu setelahnya, dia tertibkan segala rasa terhadap Prabusena Efendi Muzaffar untuk mundur di belakang batas yang seharusnya dia tegaskan sejak awal. Dia bersihkan ruang hatinya yang sempat kotor dan mengisinya hanya dengan Taksara Gemilang.

Malam ini saja.

Hal yang sama juga berlaku bagi Suci yang mendengar isak tangis Paras dari luar pintu kamar. Purnomo memeluk sang istri yang menolak tidur sebelum tangis itu berhenti terdengar. Malam ini saja, Purnomo dan Suci ikhlas putri mereka menderai air mata hingga pagi... tetapi tidak untuk malam-malam selanjutnya.

•°•°•

Sejak hari di mana Paras berbesar hati memohon ampun di hadapannya dan suaminya, Rosa secara otomatis menghindari bertemu pandang dengan Paras setiap dia memantau Ge Cafe. Namun pada akhirnya Paras lah yang lebih dulu memberanikan diri memulai interaksi dengan Rosa.

Ketika keponakannya itu berkata ingin bicara berdua, firasat jelek menyergap Rosa. Paras menghidangkan secangkir teh Turki kepada bosnya sebelum mengawali pembicaraan. Rosa mempersilakannya duduk.

Paras mengeluarkan sebuah amplop yang diletakkan di depan Rosa, bersama tunduk hormatnya.

Rosa menelan ludah. "Apa ini... Ras?"

"Paras izin resign, Bude."

Rosa menyambar amplop itu. Membaca cepat surat permohonan diri tersebut dan melipatnya kembali. Menatap Paras yang sudah tersenyum tegak di hadapannya.

"Paras kerja di tempat lain?"

Paras menggeleng, "ndak, Bude. Paras cuma mau istirahat sebentar. Nanti nyoba di tempat lain lagi kalau sudah siap." Lantas senyumnya berubah miris. Kerja belum genap dua bulan sudah mau istirahat? Ckckck.

TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang