Semua karakter penting sudah kumpul jadi satu. Ayo mainkan 😎
•°•°•
AMARAH berpusat di tangan kiri Efendi Candra Diwangsa yang mencengkram erat door handle Prius yang melajukan dirinya menuju Kenanga Agrowisata kota Batu. Sepanjang jalan menaiki kawasan pegunungan, kesaksian saudara-saudaranya atas apa yang terjadi di resort tersebut terus bergema di telinga.
Putra sulung satu-satunya, mencumbu mesra salah satu keponakannya, di dalam kamar.
Efendi pernah melihat adegan itu dengan mata kepala sendiri di ruang praktik pediatris yang dia abaikan karena, sudahlah, Prabu lelaki dan Paras perempuan. Semua bisa terjadi andai keduanya dikumpulkan dalam satu ruangan. Efendi melonggarkan toleransi sebagai sesama gentleman pada saat itu.
Namun malam ini, sebagai ayah yang mukanya baru saja dilempar tahi oleh Prabu di depan satu keluarga besar, Efendi tidak akan bergeming saja.
Efendi merapikan emosinya saat turun dari mobil dan berhasil menutup pintu tanpa harus membanting. Matanya sempat memicing melihat Purnomo yang juga baru turun dari Mobilio nya, tetapi dia tetap menjaga senyum lantas menyapa sang adik ipar. Efendi berpegang bahwa perkara antara anak-anak tidak seharusnya merusak hubungan antar orang tua.
"Mas Fendi, pangapunten, Paras itu--"
"Pur, kita masuk dan dengar dulu."
Purnomo mendesah dengan keresahan yang berusaha disamarkan saat Efendi menepuk lengannya dua kali lalu mempersilakan menuju cottage. Entah apa lagi ulah putri bungsunya kali ini. Bukankah anak itu tak lagi berhubungan dengan Prabu? Bukankah mereka kembali sebagai sepupu? Bukankah anak itu bilang ingin serius kuliah dan fokus pada hidupnya?
Lalu apa itu maksudnya... bermesraan dengan Prabu di kamar...?
Keduanya berjalan cepat melewati jalan paving menuju blok sewaan keluarga Candra Diwangsa. Hanya satu kamar yang tampak ramai dari luar maka pasti di situlah Paras dan Prabu berada. Kerumunan yang menghalangi pintu otomatis terurai saat kedua ayah datang dan membuka jalan agar keduanya segera masuk.
Yang ada di dalam hanya ketegangan sebab Paras dan Prabu duduk berdampingan di sisi ranjang, kepala keduanya tertunduk entah sudah berapa lama. Suwarmi dan adik-adiknya ditambah Rosa serempak menoleh saat Efendi masuk bersama Purnomo. Hanya ada satu lelaki muda, jelas bukan bagian keluarga, yang tidak bisa diidentifikasi Efendi siapa dan untuk kepentingan apa hadir di sini.
Semua langsung terjawab saat lelaki itu menghampiri Purnomo, bermaksud mengambil tangan Purnomo untuk dicium tetapi Purnomo menepis. Tatapannya sengit beradu dengan senyum tenang si lelaki muda.
"Saya selalu menghormati Bapak sebagai mertua," ungkapnya.
"Saya nggak pernah punya menantu kamu," balas Purnomo.
Reksa meringis. "Karena Bapak sudah punya menantu baru?" lantas beralih pada seseorang di sisi Paras. "Namanya Prabusena?"
Prabu menengadah.
"Maaf, Mas, samean sebaiknya keluar karena ndak ada kepentingan di sini. Ini urusane keluarga." Wiryawan menghampiri.
"Njenengan Pakdenya Paras?" selidik Reksa. "Ngapunten, Pakde. Saya punya banyak kepentingan dengan Paras. Saya berniat rujuk dan bawa Paras pulang. Kami cerai karena kesalahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)
General Fiction[TERBIT] Jika kamu: (1) punya sepupu lawan jenis sejak kecil, (2) kalian nggak ketemu dalam waktu lama, (3) sekalinya ketemu sudah sama-sama dewasa dan sialnya dia jadi cakep sehingga kamu cuma bisa membatin hina, "ya Tuhan, kenapa dia harus sepupuk...