Vote, komen, dan share jika kamu suka
Terima kasih dan selamat membaca 💕•°•°•
Ayu
ras
aku izin nggak praktik malam ini
tp kalo kamu mau pulang sif
aku bisa jemputKESAMAAN bahwa Paras dan Prabu yang tidak masuk kerja hari ini, apakah pertanda jodoh? Paras terbeliak tak percaya dan mengetik balasan secepatnya.
Parasayu Larasati
izin kenapa mas?
aku juga nggak masuk
pusing banget bersin terus :(Ayu
selesma
aku nggak mau transmisi ke px
lebih baik izinParas memucat di tempat.
Astaga, ini pasti ada hubungannya dengan kejadian di mobil kemarin. Entah apa yang terjadi tetapi setelah Paras terbangun karena bersin, yang ada di hadapannya adalah wajah Prabu berlumur ingus. Ingus darimana lagi kalau bukan Paras coba?
Parasayu Larasati
ya Allah maaf mas
pasti gara2 aku kan?
sedahsyat itukah bersinku
sampe muncrat kena mas?
maaafff 🤧Ayu
bukan salahmuParasayu Larasati
trus gimana bisa ingusku
kena muka mas?
kena plek semuka-muka
kayak pake serum lho
aku malu sumpah
mau nangis kalo ingetAyu
bukan salahmu, ras
aku yg mau bangunin km
tapi terlalu dekat
sudah jangan dibahas lagiParas mendecih tak percaya. Kalau cuma membangunkan kenapa harus dekat-dekat? Sudah tahu Paras itu flu, seharusnya Prabu menjaga physical distancing tetapi dia malah datang menjemput virus. Untuk sesaat Paras ragu apa sepupunya itu benar-benar dokter.
"Ras, sudah izin sama Bude?"
Buru-buru Paras menyelipkan ponselnya di bawah bantal dan bangkit duduk ketika Juwita datang membawa sebuah nampan. Dia menerima mangkuk berisi bubur kacang hijau hangat yang dengan segera mengembangkan senyumnya. Juwita duduk di sisi ranjang bersama adiknya.
"Sudah, Mbak." Paras mengangguk kemudian menyuapkan bubur. "Mmh! Enak, Mbak!" Dia menjilat bibir sekilas. "Beli di mana? Di sini nggak ada lagi yang suka lewat padahal dulu ada, 'kan, ya? Yang satu rombong sama ketan item sama bubur ayam?"
"Ada tadi di jalan ke sini, di warung. Iya, ya? Tau tuh ngilang ke mana. Udah naik haji kali abangnya," sahut Juwita asal, disambut tawa senang Paras yang diam-diam terharu. Bersyukur sekali memiliki kakak yang perhatian, masih ingat bahwa adiknya suka makan bubur kacang hijau kalau sedang sakit.
"Makasih, Mbak. Sering-sering lah kalo bisa. Besok beli lagi se panci-pancinya buat makan sekampung."
"Yee, nggak lah ini tadi kebetulan aja ada urusan deket sini sekalian mampir," kekeh Juwita, menepuk lengan Paras. "Oh, ya, Mas Prabu apa kabar, Ras?"
Gerakan mengunyah Paras berhenti.
"Mas Prabu, Mbak?" herannya. "Kenapa?"
Juwita tersenyum tenang. "Nanya aja. Sebelahan, 'kan? Ge Cafe sama Gema Medika?"
"I-iya..." Paras meneruskan suapan meski dadanya berdebar tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)
General Fiction[TERBIT] Jika kamu: (1) punya sepupu lawan jenis sejak kecil, (2) kalian nggak ketemu dalam waktu lama, (3) sekalinya ketemu sudah sama-sama dewasa dan sialnya dia jadi cakep sehingga kamu cuma bisa membatin hina, "ya Tuhan, kenapa dia harus sepupuk...