16

11.9K 1.8K 223
                                    

Vote, komen, dan share jika kamu suka
Terima kasih dan selamat membaca 💕

•°•°•

TUAS pintu dalam cengkraman Prabu yang semula akan dia tekan perlahan mengendur, saat melihat Paras menolak dada Angga hingga dirinya terlepas lalu menggeleng pelan namun tegas. Rasa penasaran menghantui Prabu karena tidak bisa mendengar apapun tetapi respon Paras barusan menguatkan kepercayaannya. Perempuan itu mampu menyelesaikan Angga tanpa perlu turun tangan Prabu.

Sementara di dalam, Angga membulatkan mata atas penolakan yang baru saja ditekankan Paras.

"Apaan, sih? Aku sudah bilang aku sama Mas Pra bakal ubah stigma negatif kalian soal hubungan antarsepupu."

Angga menyugar rambut gerah. "Seriously, Tante? Aku benci hubungan kalian bukan karena sepupu whatever. Kamu lebih milih dia daripada aku itu yang aku nggak suka!"

"Kapan kamu pernah minta aku milih kamu?"

"Kalo aku minta emang kamu mau milih aku?"

"Ya nggak lah."

Angga mencibir dengan bibir dimaju-majukan. Perempuan ini disayang tapi songong. Dan sudah tahu songong masih juga dia sayang. Ternyata hati bisa melawak selucu itu.

Sejurus kemudian Paras melembutkan senyumnya dengan tidak bermaksud memberi harapan. Hanya rasa syukur berupa ungkapan, "makasih, Ngga. Tapi maaf, cuma Mas Pra yang aku pilih. Ya sudah jangan dibahas lagi, ya?"

Angga menganga makin lebar. "Ya Gusti, barusan itu tolak cinta apa tolak angin? Enteng bener ngomongnya."

"Heish! Udahlah makanya aku bilang jangan dibahas. Nolak orang yang suka sama kita itu nggak gampang. Aku ngerasa jahat berhari-hari padahal aku nolak juga demi kebaikan bersama. Biar nggak ada kata terpaksa di antara kita. Selesai, ya. Jangan dibahas lagi karena aku nggak mau nolak kamu lebih dari sekali."

"Kalo nggak mau nolak ya jangan nolak."

Spontan bola mata Paras berputar. "Anggaaa..."

"Santai, Tante. Aku bukan sadboy. Lagian," bangkit dari duduknya membawa nampan, pemuda itu kemudian mengacak poni di dahi Paras dengan satu tangan sebelum pergi. "Pas kedua kalinya aku nembak pasti kamu terima."

•°•°•

Prabu bergegas menuju meja itu kembali ketika dilihatnya Kinanti dan Sierra sudah tidak ada. Dia baru meletakkan diri dan langsung mendapat sindiran dingin khas ibunya.

"Lama bener ke toilet."

Pria itu menyesap sisa kopi lantas bertanya ringan, "mana Sierra?"

"Pulang," Rosa mendesis, "karena kamu kelamaan di toilet. Minta maaf sama dia. Ajak ke rumah kita makan malam besok."

Mengerti usaha gigih ibunya, Prabu tertawa miris. Usaha yang menurutnya sia-sia. Dia tersenyum lemah tanpa niatan mencemooh.

"Ma. Mama sadar nggak, sih, Sierra juga nggak nyaman dengan perjodohan ini? Dia sudah punya pilihan sendiri tapi dipaksa ke sini sama Mamanya. Stop it lah, Ma. Stop wasting your time for something worthless like this."

TERSIPU (Tersandung Cinta Sepupu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang