dix-septième

905 130 102
                                    

Waldorf Astoria Chicago,
day one

Waldorf Astoria Chicago,day one

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun bermimpi.

Ia memimpikan sesuatu yang seringkali hanya menjadi khayalannya ketika ia serius menyukai seseorang. Jaehyun sering berkhayal akan hal-hal sederhana yang akan ia dan gadis yang ia cinta lakukan, seperti misalnya Jaehyun terbangun dengan wajah kekasihnya yang menjadi pemandangan pertama untuk dilihat matanya. Hal-hal sederhana namun berarti seperti itu.

Lalu sekarang, yang ia khayalkan datang ke mimpinya, dengan Kim Yeri, gadis yang ia cintai menjadi pemandangan pertama yang ia lihat ketika membuka mata. Gadis itu membangunkannya dengan tepukan pelan, juga suara lembut yang jernih, memanggilnya, 'Oppa, ayo bangun. Hari sudah siang.'

Kemudian Jaehyun akan mengangkat tangannya guna mengelus lembut pipi Yeri yang memerah karena dingin dan melontarkan pujian, "Yeppeun Yerim-ie." Dan pipi gadis itu akan semakin memerah mendengarnya lalu merengek dengan malu.

'Oppa....'

Jaehyun menyukai mimpinya. Ini mimpi pertamanya sejak musim ini, dan Jaehyun bertekad untuk tidak melupakannya. Mimpi ini akan membuat harinya menjadi lebih bersemangat dan membuat perasaannya menjadi lebih bahagia.

'Oppa jaebal, sadarlah!'

Jaehyun mengernyit mendengar suara panik Yeri yang nyata ketika ia membawa badan Yeri membungkuk untuk mendekat padanya. Wajah Yeri tak kalah panik, pun dengan dadanya yang terasa ditekan bersamaan dengan suara Yeri yang semakin panik ketika Jaehyun dan gadis itu semakin dekat.

'Oppa jaebal!!'

'Gwaenchanha, Chèrie. I'm here, you'll be all alright.'

Setelah membisikkan gadis itu kalimat penenang, Jaehyun mengecup pipi merah Kim Yeri dan merasakan hangat pipi gadis itu mengaliri bibirnya dengan nyata. Jaehyun membeku, suara kepanikan pun tak lagi terdengar. Hening yang tiba-tiba melanda membuat Jaehyun dengan takut-takut membuka matanya, lebar dan semakin lebar untuk menyadari bahwa itu bukanlah mimpi.

Jaehyun tidak sedang bermimpi. Ia tidak bermimpi Yeri membangunkannya, pun dengan dirinya yang mengusap pipi Yeri, memuji gadis itu dan mengecupnya, Jaehyun tidak memimpikannya. Karena itulah yang terjadi pada kenyataannya. Yeri memang melakukannya dan ia pun melakukannya.

Menyadari keadaan mereka yang membeku dengan Jaehyun yang masih mencium pipi Yeri, Jaehyun segera melonggarkan tangannya yang berada di lengan atas gadis itu dan langsung berguling ke samping. Telinga Jaehyun telah memerah dengan sempurna ketika ia mengganti posisinya menjadi duduk menghadap Yeri dan meminta maaf dengan panik. "Yerim-ah, tadi itu..., aku-- aku... hhh maafkan aku. Dd-dream...." Jaehyun menghela nafas, menyadari kebodohannya yang tidak bisa membedakan dunia nyata dan mimpi. "--maafkan aku. Karena telah lancang menciummu, aku benar-benar minta maaf."

La Faire Sourire | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang