vingt et unième

968 157 75
                                    

Kim Yeri melangkahkan kakinya pelan dan ringan di jalan setapak. Senyum terulas tipis di wajahnya, memandangi jalan dan toko-toko yang kini dipenuhi hiasan berwarna pink, merah dan putih. Tentu saja, ini sudah memasuki minggu kedua Februari dan hari Valentine akan segera tiba, tepatnya besok pagi.

Jam menunjukkan pukul 7:37 PM di ponselnya ketika ia dan Jungkook keluar dari kafe tadi. Mereka memang berada cukup lama disana. Kurang lebih tiga jam untuk duduk dan mengobrol tentang hal-hal remeh dan tidak penting, juga makan malam. Sesuatu yang biasa mereka lakukan dulu, ketika masih menjadi sepasang kekasih. Namun, menjadi sesuatu yang baru mereka lakukan ketika mereka menjadi teman.

Tadi, Jungkook sebenarnya ingin mengantar Yeri pulang sampai ke gedung TBH, namun gadis itu menolak, berkata akan mampir ke suatu tempat sebentar sebelum pulang. Jadilah mereka berpisah di depan kafe, dengan Jungkook yang kembali ke apartemennya menggunakan taksi. Yeri berencana mendatangi pub langganannya dan mantan teman sekamarnya dulu. Namanya, Ph.D Pub. Letaknya bersebrangan dengan gedung asrama Yeri. Terbilang sudah cukup lama dirinya tak mengunjungi tempat itu, padahal gadis itu cukup akrab dengan para bartender di sana.

Ph.D Pub memang selalu ramai pada malam hari dan sebagian besar pengunjungnya adalah anak-anak UIC. Oleh karena itu, Yeri tidak terlalu kecewa ketika mendapati tidak ada kursi yang bisa ia duduki malam ini. Sepertinya, gadis itu memang lebih baik segera kembali ke asrama.

"Yeri-ya!"

Panggilan dari suara familiar itu menghentikan pergerakan Yeri yang akan berbalik dan berjalan keluar. Gadis itu mengedarkan pandang untuk mencari Wendy. Ketika matanya menemukan Wendy dan Johnny yang duduk di sudut ruangan, kaki Yeri langsung melangkah kesana.

"Oppa, Eonni, senang bertemu dengamu disini." sapa gadis itu begitu ia duduk di kursi yang Johnny ambilkan untuknya. "Lama tidak pernah berjumpa, ya."

"Heung, lama kita tak berjumpa. Kau tidak pernah datang ke kafe lagi." Balas Wendy yang diangguki oleh kekasihnya.

Yeri meringis, "Aku ingin ke sana, tapi aku bahkan kekurangan tidur karena mengerjakan tugasku, baru hari ini aku bisa keluar asrama."

"Astaga, pantas saja kau terlihat semakin kurus, Yerim-ie. Jangan sampai melewatkan makanmu karena tugas, itu tidak baik."

Yeri mengangguk mendengar petuah Johnny, "Tapi, apakah terlihat begitu jelas? Kupikir karena aku memiliki tulang yang besar, itu tidak akan begitu terlalu terlihat."

"Itu terlihat jelas, Little Girl."

"Benar." Sahut Wendy. "Ngomong-ngomong, kau sudah makan malam?"

"Sudah. Aku baru saja kembali dari makan malam."

"Kau makan malam bersama teman? Miss Risia?" Johnny yang bertanya.

Menggeleng, Yeri lantas menjawab. "Tidak, bukan Aretha. Aku makan malam bersama Jungkook."

"Jungkook?" Wendy bertanya dan Yeri langsung mengangguk.

Johnny kemudian memiringkan sedikit posisi tubuhnya, memfokuskan diri pada Yeri. Sorotnya terlihat khawatir. "Are you okay?" Dan Wendy menanti dengan cemas jawaban Yeri di beberapa detik yang terasa lama.

Tapi, gadis itu mengangguk. Senyum terkembang di wajah cantiknya. "Ya, aku tidak papa. Tenang saja. Aku bertemu dengannya untuk membicarakan beberapa hal, dan mengakhiri hubungan kami dengan lebih baik. Rasanya tidak baik jika mengakhirinya dengan sambungan telpon. Lagipula, aku sudah berdamai dengan patah hatiku, aku belajar memaafkan Jungkook juga diriku sendiri. Terlebih lagi, aku tidak ingin kita—— aku dan Jungkook ——menjadi orang asing hanya karena hubungan kami berakhir. Oleh karena itulah, aku mengajaknya untuk memulai hubungan baru, pertemanan."

La Faire Sourire | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang