La Faire Sourire | ✔

septième

Yeri terbangun di ruang kamar yang sangat asing baginya. Sebuah handuk hangat menindih dahi gadis itu, dan terjatuh ketika Yeri berusaha untuk duduk. Pikiran bahwa dirinya diculik sempat melintasi kepala Yeri seandainya matanya tidak menatap pigura berisi foto kelulusan Jaehyun dengan kedua orangtuanya.

Rasa pusing mengantam kepalanya, membuatnya meringis sekaligus jadi mengingat alasan ia ada disini. Ia dan Jaehyun yang makan bersama, bercanda, lalu kepala Yeri yang terasa pusing juga berat belum lagi flu-nya yang terasa makin menjadi, lalu berakhir dirinya yang ketiduran di sofa rung tengah Jaehyun setelah membantu lelaki itu membersihkan tempat makan mereka.

Sepertinya tadi Yeri juga demam makanya Jaehyun mengompres keningnya. Yeri meringis karena telah merepotkan Jaehyun seharian ini. Mulai dari Jaehyun yang membuatkannya sarapan, memindahkannya yang tertidur dari sofa ke kasur di kamar lelaki itu, dan merawatnya yang sempat demam. Kim Yerim berpikir, apa yang bisa dia lakukan untuk membalas budi baik seorang Jung Jaehyun?

Jam berapa sekarang? Dimana Jaehyun Oppa? Satu dari dua tanya di kepala Yeri terjawab ketika dia melihat jam pada jam digital di rak buku Jaehyun. Jam dua siang. Gadis itu melotot, terkejut, dia tertidur sampai tujuh jam lebih. Astaga!

Yerim memutuskan untuk bangkit dari kasur Jaehyun setelah sakit di kepalanya mereda. Membuka perlahan pintu kamar Jaehyun dan mencicit takut-takut, "Oppa?" Kepala Yeri menyembul dari balik pintu.

Ia menemukan Jaehyun yang tengah berkutat dengan maketnya di meja makan. Lelaki itu menoleh padanya, tersenyum dengan dimple-nya yang terlihat, seolah menyapa. "Kau sudah bangun? Kemarilah. Sudah merasa lebih baik?" Jaehyun berdiri ketika Yeri melangkah pelan ke arahnya. Tangannya secara spontan bergerak menuju kening si gadis untuk mengecek suhu badan gadis itu membuat Yeri terkejut. "Maafkan kelancanganku, aku hanya memeriksa suhu badanmu. Tadi suhu badanmu cukup tinggi. Syukurlah sekarang sudah lebih baik." Jaehyun tersenyum, sedang Yeri tiba-tiba merasa jantungnya berdisko seperti tengah berada di klub malam.

"Ahh, i-iya, tidak apa-apa, Oppa. Maafkan aku karena sudah banyak merepotkanmu." Ujar Yeri masih sedikit gagap karena keadaan jantungnya berdetak tak karuan secara tiba-tiba tadi.

"Actually, I love thankyou than sorry."

Yeri tersenyum, "Oke. Kalau begitu, terimakasih sudah mau merawatku dan direpotkan olehku seharian ini." Kemudian membungkukkan badannya sembilan puluh derajat membuat Jaehyun tertawa ringan.

"Astaga, tidak papa." Jaehyun berjalan ke arah dapur tepat di samping meja makan bundar tempatnya dan Yeri berdiri tadi. "Teh atau susu?" Tawarnya yang langsung di jawab gelengan oleh Yeri, tapi karena lelaki itu memaksa, akhirnya Yeri menjawab susu saja sambil duduk di salah satu kursi meja makan.

Jaehyun kembali tidak lama kemudian, dua mug di tangannya. Satu berisi susu coklat hangat untuk Yeri dan satunya lagi berisi air lemon hangat untuk dirinya sendiri. "Gomowo, Oppa." Ucap gadis itu ketika Jaehyun menyerahkan mug berisi susu coklat pada Yeri sebelum lelaki itu duduk di bangku lainnya di sebelah Yeri.

Jaehyun hanya tersenyum. Baru akan mengajak Yeri mengobrol sembari melanjutkan mengerjakan maketnya, ketika ponselnya yang berada di samping maket bergetar.

Jaehyun mengambilnya, membuka kunci ponselnya dengan sekali usap karena dia memang tidak mau repot untuk mensandi atau mempolakan ponselnya. Pesan masuk dari Johnny.

Johnny 형
Bagaimana keadaan yeri?
Apakah dia baik-baik saja?
Kau tidak berbuat macam macam
padanya saat ia tidur kan??
🌚🌚🌚

Tanpa Jaehyun sadari, Yeri memperhatikan bagaimana ekspresi malu lelaki itu dan bagaimana telinga Jaehyun memerah setelah membaca pesan masuk di ponselnya. Sedang Jaehyun sendiri menyesal telah menceritakan mengenai Yeri yang tengah berada di apartemennya pada Johhny jika tau dirinya akan diolok-olok begini. Jari-jarinya bergerak cepat mengetik balasan untuk Johhny.