× Close to me ×

866 165 43
                                    

VOTE & KOMEN 💫

.

.

.

.

.

Seulgi berteriak berkali kali didalam kamarnya sendiri, mengingat kecupan Jimin dibibir tipisnya yang sampai sekarang masih terbayangkan. Ia sendiri terlalu polos dalam hal ini,sungguh,bukannya menikmati adegan tersebut,tetapi Seulgi memang tidak bisa memahami dirinya sendiri. Apalagi saat Jimin berkata padanya dengan lantang.

"Seulgi,mulai sekarang kau adalah kekasihku. Aku tidak akan menerima jawaban lain selain IYA AKU MAU. Jadi, mulai hari ini aku akan berusaha keras untuk menjadi pria yang kau mau."

Selesai membayangkan kejadian gila tadi, Seulgi menggelengkan kepalanya berkali kali sambil menepuk pipinya keras. "I-ini benar benar gila.. oh,lebih baik aku bersiap ke dapur dan menyiapkan makan malam." pungkasnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari berganti hari,Jimin dan Seulgi akhirnya merayakan hari jadi mereka yang ke 2 bulan. Diawal,memang Seulgi ragu dan masih malu untuk mengakui perasaannya untuk Jimin. Apalagi,Jimin dan dirinya memiliki perbedaan yang kelewat drastis, akan tetapi Jimin sebagai pria tidak pernah lelah mengingatkan Seulgi,bahwa cinta tidak memandang hal semacam itu.

Sebenarnya, Seulgi sempat merasa takut, ia khawatir jika orangtua Jimin akan menentang hubungan mereka. Namun, Jimin lagi lagi meyakinkan Seulgi bahwa semua akan baik baik saja.

Malam hari, setelah Jimin dan Seulgi selesai melakukan dinner disebuah restoran dekat Hannam, tiba tiba Jimin mengajak Seulgi untuk dating kerumahnya.

"Aku akan memperkenalkanmu pada orangtuaku,kau setuju?." ucap Jimin santai.

Seulgi menegang, inilah yang ia khawatirkan sekarang. Bagaimana penilaian orangtua Jimin padanya? bagaimana kalau mereka tidak sebaik Jimin? setahu Seulgi sejauh ini,beberapa orang yang tinggal di Hannam,memiliki sikap dan kepribadian yang baik,tapi entah mengapa kali ini Seulgi tidak yakin.

"Sayang?."

"Hm? a--aku, ehm.. belum siap Jim."

"Gwenchana,ada aku. Tenang saja."

Sungguh, Seulgi merapal doa sepanjang perjalanan pulang. Ia benar benar takut sekarang.

( Jimin House )

Jemari Jimin sama sekali tak melepas tautannya dijemari Seulgi,meski ayah dan ibunya sudah jelas menunjukkan ekspresi tidak suka.

"Bu,ayah.. kalian sudah paham dengan penjelasanku bukan? aku mencintai Seulgi,dan aku akan menikahinya nanti. Kami masih harus mempersiapkan semuanya lebih dul--"

"Menikah? apa itu Jim? menikah dengan gadis gembel ini? dia hanya ART! dimana otakmu? Jim,keluarga kita itu sangat terpandang! kau ini bagaimana?!? bisa bisanya kau berhubungan dengan gadis ini!? lihatlah,dimana istimewanya!?." potong ibu Jimin seraya mendengus ketus.

• SHORT STORY SEULMIN PT.3 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang