Hug me 3 minutes

1K 127 32
                                    

"Bolehkah aku menyalahkan takdir? ini sangat menyakitkan."



×××

Pernikahan Seulgi dan Jimin benar benar membawa kebahagiaan yang berlebih,kehidupan mereka berubah jauh dari jaman mereka masih belum menikah, apalagi Jimin dan Seulgi saling mencintai.

Menikah dengan Jimin adalah hal terindah bagi Seulgi, seperti sudah tersihir dengan pesona sang suami, ia tak pernah lelah mengungkapkan perasaan cintanya pada Jimin. Begitupun Jimin, pria itu sangat menyayangi Seulgi, cinta mati.

Akan tetapi,tepat 4 bulan setelah menikah, Seulgi mendapat kabar jika ia mengidap penyakit mematikan,yaitu kanker. Sejak mengetahui kabar itu, Seulgi selalu bersedih sepanjang hari, ia menangis dan takut kalau hidupnya tidak akan lama lagi. Sebagai suami,Jimin tidak pernah lelah meyakinkan Seulgi bahwa semua akan baik baik saja. Jimin bahkan berusaha sendiri mencari solusi agar Seulgi bisa disembuhkan, mulai dari mencari info kemoterapi,obat obatan herbal,hingga mencari dokter yang bisa menyembuhkan istri tercintanya.

Jimin begitu sedih melihat kondisi Seulgi yang kian hari,kian pasrah pada takdir. Rasanya,kebahagiaan abadi baru saja ia genggam,haruskah ia melepaskannya?

"Sayang,waktunya makan dan minum obat.." Jimin mengambil posisi duduk diatas kasur tepat disebelah Seulgi. Wajahnya pucat pasi,tidak ada senyuman manis dibibirnya.

"Jim, kalau aku mati bagaimana?."

prank.

Seulgi terkejut saat Jimin menjatuhkan mangkuk berisi bubur itu kelantai,pecah hancur berkeping keeping dan berantakan.

"Kau tidak akan mati! berhenti mengucapkan hal buruk,Seulgi. Tidak bisakah kau menjalani hari seperti biasanya? aku bersamamu! apalagi yang kau takutkan hah?! tolong jangan membuatku marah, aku tidak akan pernah biarkan kau pergi!." Jimin menghela nafasnya kasar kemudian bangkit dari kasur. "Aku akan ambilkan makanan yang baru." sambungnya.

Seulgi meraih pergelangan Jimin,menahan pria itu untuk tetap tinggal. Dengan mata sipitnya yang berkaca kaca, Seulgi berusaha menahan isakan tangisnya. "J-jim,mudah sekali bagimu mengucapkan itu semua, andai kau diposisiku,apa kau bisa seyakin itu? hiks,, aku tahu,kau ingin aku tetap semangat menjalani hidupku, aku juga! aku juga ingin. Sialnya,setiap rasa sakit yang setiap hari menjamah tubuhku,aku takut,aku tidakmau berpisah,aku tidak--tidak mau berpisah darimu,s--sungguh,Jim aku takut sekali."

Pertahanan Jimin hancur,kakinya bergetar,dadanya sesak mendengar seruan Seulgi. Harusnya Jimin tidak berkata begitu, tentu saja menjadi Seulgi sangatlah sulit,disisi lain ia ingin tetap hidup,tetap bahagia,tapi faktanya penyakit itu tidak memberi celah untuk Seulgi bisa berpikir positif. Seulgi benar.

greb.

"Sayang,m--maaf,maafkan aku.. maaf, aku tidak bermaksud,jangan takut,aku disini,jangan takut lagi, aku tidak akan pernah pergi..aku janji." Jimin memeluk erat tubuh Seulgi. Mereka berdua menangis bersama dalam rengkuhan yang sangat haru. Sambil mengecup pucuk kepala sang istri,Jimin merapal banyak doa dalam hatinya, sungguh, ia ingin Seulgi sembuh dari penyakitnya.

Jemari jemari Seulgi bertautan,memeluk erat seolah tidak mau melepaskan. Andai saja, ia bisa hidup lebih lama lagi,ia berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Jimin. Dan kali ini, Seulgi benar benar berharap,semoga Tuhan mendengar setiap doanya.

SKIP.

Karena kondisi Seulgi semakin parah, Jimin membawa Seulgi ke rumah sakit terbaik di Korea, sebenarnya Jimin lebih setuju membawa istrinya ke Singapore,karena disana ada salah satu rumah sakit terbaik yang bisa menyembuhkan pasien kanker dengan presentase 70%. Sayangnya,Seulgi menolak.

• SHORT STORY SEULMIN PT.3 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang