HIM

1.2K 155 35
                                    

"Aku hanya ingin tetap berada disampingmu,dipelukanmu seperti waktu itu. Aku takut,rasaku kian menumbuh sampai aku sendiri tidakbisa menghentikkannya. Kau,dimataku bukanlah sosok kakak yang kubanggakan,tapi pria yang akan kuandalkan saat ini hingga masa depan."

JIMIN

Sebenarnya apa yang terjadi? ada apa ini? ibu tidak mengatakan apapun padaku. Seulgi? adik cantikku itu,bertingkah aneh didepanku. Semenjak kejadian itu,iya..saat dia mencium bibirku.
Sejak saat itu, Seulgi menjadi lebih pendiam. Hanya saja, beberapa kali ia memintaku menemaninya belajar dikamarnya.

Sampai, suatu ketika, puncaknya saat aku pulang kerja. Hujan deras,dan sepertinya ibu sudah tertidur dikamarnya.

Aku pulang dari kantor jam 11 malam,karena atasanku mengajak tim manager untuk makan malam. Setibanya dirumah,  aku dikejutkan dengan Seulgi yang tiba tiba memelukku erat sambil menangis tersedu sedu.

Hujan begitu deras,bahkan isakan Seulgi sulit sekali kudengar.. akan tetapi, entah mengapa samar samar aku mendengar ucapannya.

Dan adikku itu mengucapkan sebuah kalimat.

"Aku mencintaimu,aku benar benar mencintaimu sampai aku tidak bisa berhenti menahan perasaanku,aku tidakmau kehilanganmu, aku..mencintaimu."

Dan detik itu juga, petir menyambar dengan kuat,memekik rungu hingga membuat aku terkejut setengah mati.

×+×+×+

Keesokan paginya, lagi lagi Minhee berpamitan untuk pergi ke Seoul. Karena,semenjak kematian Seulhoon,dia lah yang harus mengurus semua berkas penting atas nama keluarganya.

Sambil tersenyum sendu, Minhee meminta Jimin untuk menjaga Seulgi, mengingat bahwa putrinya ini suka sekali keluar dimalam hari,entah berkumpul dengan teman temannya atau sekedar membeli makanan ringan sampai ke tempat yang kelewat jauh dari rumahnya sendiri.

"Jim,ibu titipkan Seulgi ya? jangan izinkan dia keluar rumah." titah Minhee sembari meraih syal coklat dimeja.

Jimin mengangguk paham, sedangkan Seulgi membantu Minhee melilitkan syalnya dileher.

"Hati hati bu.." ucap Seulgi dan Jimin bersamaan.

Setelah mobil Pak Lee sudah keluar dari gerbang rumah, baik Seulgi dan Jimin sama sama terdiam canggung. Mereka saling melempar tatap namun tak ada yang berani mengeluarkan suara.

"Ehm.. a-aku,ada kerjaan..jadi,kalau butuh apa apa panggil saja." ujar Jimin kaku.

Seulgi mengangkat ibu jarinya tanpa membalas ucapan Jimin.
Ada rasa kesal saat pria itu menaiki tangga tanpa menoleh atau sekedar menyebut namanya, Jimin sudah berubah, padahal..Seulgi merindukan masa masa kegilaan mereka.

Saling mengejar,memukul,bermain bersama,bahkan Jimin tidak pernah kesal kalau Seulgi meminta digendong dari taman menuju kamarnya.

"Ah..aku rindu." gumamnya lirih.

Sudah dua jam mereka tidak berinteraksi, bosan dan geram tentunya. Jimin betah sekali didalam kamar, sedangkan Seulgi,dia ingun sekali berontak sekarang.

• SHORT STORY SEULMIN PT.3 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang