Cimol in love

1.3K 127 121
                                    

Guys? can you say goodbye for this book?
This is the last chapter on Seulmin Book part.3  👀. Aku selipin SEDIKIT bahasa jawa ya,yang gatau nanya aja..tapi dikit banget kok, trus kalo baca,bayangin aja Seulgi ngomongnya medok gitu 🤣🤣.

- Jakarta , 12 Juli 2020 -

Ada seorang pria tampan yang sukses bekerja diperusahaan milik keluarga besarnya di pusat ibukota Jakarta. Perusahaan bisnis teh yang sudah terkenal kepelosok daerah daerah nan jauh disana. Jangan salah, teh yang dijadikan bisnis hingga sukses ini benar benar teh pilihan dari kebun keluarga besar Jimmy. Teh dengan kualitas terbaik yang belum pernah ditemukan.

Kebetulan, kebun teh nya pun juga diolah sendiri oleh keluarga Jimmy. Jadi, bisnis ini memang terjamin kualitas serta kuantitasnya.

(Yg belom paham, perusahaannya bukan berarti kantor trus jualan teh ya gengs 🤣, perusahaannya itu kayak semacam yg ngatur jual belinya, mendata pemasokan serta pengeluaran dan juga merundingkan ide ide baru untuk memperluas bisnis teh tsb).

.

.

.

.

.

Pagi pagi sekali, gadis cantik berambut panjang dicepol atas bernama Shasagia Putri itu sudah siap bertempur dengan gerobak mini nya. Untuk apa? oh, gadis yang biasa dipanggil Gia ini,adalah seorang penjual cimol, jajanan khas bandung yang terbuat dari tepung,bulat dan kenyal. Biasanya, cimol juga dipadukan dengan bubuk cabe,balado dan juga bubuk asin untuk memberi rasa yang dominan.

"Haah, sudah siap toh akhirnya, hari ini pokoknya aku harus keliling jakarta. Ndak papa wes kalo capek,peminat cimol di jakarta itu buaanyak,apalagi anak anak yang masih sekolah. Semangat Gia! ndak usah malu,rejeki wes diatur sama yang diatas hehe." ujarnya penuh semangat sembari memegang kukuh pegangan gerobak kecilnya.

Gia sudah menandai dimana saja tempat yang harus dituju. Yang paling penting, kawasan sekolah sekolah,gang gang rumah warga,jalan poros dan kalau beruntung,ya didepan kantor bergengsi. Harus.

"Teett teet teettt." begitu memekik suara bel terompet yang Gia remas demi menarik perhatian warga. Kalian tahu kan? ituloh, yang bentuknya seperti terompet, pegangannya bulat bisa diremas?

"Cimol cimolll, dibeli yok bapak ibu adek tante om!!." teriaknya semangat.

Tak harus menunggu lama, beberapa anak anak kecil sudah berlarian menghampiri Gia sambil membawa lembaran uang dan ada juga yang membawa uang koin.

"Mbak, cimol 1000 boleh?." ucap salah satu bocah berkuncir satu dengan poni menyamping.

"Loh ya boleh, 500 aja tak jualin kok. Ndak usah khawatir!! yok gantian dulu yo?."

"Mbak aku balado sama asin aja ya?."

"Mbak aku asin!!!."

"Mbak, aku beli 4 , 5000an ya?."


Seperti itulah hari hari Gia, sebagai anak yatim piatu yang hanya tinggal seorang diri di Jakarta. Itupun dia harus berusaha menabung berjualan cimol di Jawa sebelum akhirnya nekat pergi ke Ibukota.

• SHORT STORY SEULMIN PT.3 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang