Young Mother

1.4K 170 49
                                    

Enjoy 🖐

>>>

Ini terjadi saat musim penghujan,saat itu Jimin merasa suntuk setelah melakukan pertemuan dengan kolega asing yang akan bekerjasama dengan perusahaannya. Berawal dari rasa lelah dan merasa tidak aman untuk melanjutkan perjalanan pulang ditengah badai,Jimin memutuskan untuk berhenti disalah satu supermarket yang tidak jauh dari kantornya. Disana,ada beberapa orang yang juga menumpang berteduh sambil menikmati hot coffee. Mau tidakmau,Jimin memilih berteduh juga disana.

Pria dengan setelan jas itu nampak seperti memiliki beban pikiran,dari raut wajahnya saja sudah terlihat. Rahang yang mengeras dan tatapan tajam,menambah kesan tampan diwajahnya.

Sebelum keluar dari mobil,Jimin melepas jas hitamnya,lalu menggulung bagian lengan tepat dibawah siku,tangan putih dan berototnya begitu indah,indah sekali, lalu tangan kanannya itu menggaruk kepala belakangnya sejenak,hingga menampilkan tato angka 13 di tangannya.

Jimin tidak rishi ataupun geram ketika dirinya dijadikan pusat perhatian oleh beberapa orang,termasuk gadis gadis dan pria disana, yang ia butuhkan sekarang adalah coklat panas.

- Seoul market -

"Fyuh, dingin sekali." pria itu bergumam sendiri,sambil menunggu mesin kopi otomatis itu selesai menuangkan coklat panas digelas plastiknya. Sambil berkacak pinggang dan bersiul tipis, Jimin tak sengaja menemukan sosok anak kecil,kira kira berusia 5 tahun, maklum saja karena anak itu laki laki,Jimin tidak terkejut melihat tingkahnya yang begitu lincah.

Ia sama sekali tidak sadar kalau sisi bibirnya terangkat menorehkan senyum gemas pada bocah laki laki dengan baju berbulunya.

"Ibu!! ibu,inin cucu!!! celeal juga boleh!! titak titak,eoh.. itu! pelmen wowipop lasa cotat!! ughh,titak bisa di laaaih,aahh." bocah itu kesulitan meraih jejeran lollipop bulat dirak susun, lucu sekali,wajahnya begitu pasrah karena tangan kecilnya tidak bisa meraih permen yang ia inginkan.

Kaki nya melangkah,hendak membantu,namun Jimin berhenti. Karena,sosok wanita dengan rambut dicepol tinggi itu meraih tangannya.

"Jin hye ya, ibu kan sudah bilang,,jangan melakukan sesuatu hal yang membahayakan,biar ibu saja yang ambil. Kau mau yang coklat?."

Bocah bernama Jin Hye itu mengangguk antusias sampai melompat berkali kali karena keinginannya dituruti. "Eoh!! cotat, ibuu.. cucu." rengeknya setelah mendapatkan lolipopnya. Kali ini,bibir kecilnya itu dimonyongkan kedepan.

"Jinhye ya,dirumah masih banyak banana uyu,jangan meminta yang lain. Ayo, ibu harus membayar semuanya dikasir." wanita itu menggenggam tangan putranya kemudian berjalan menuju kasir.

Entah bagian mana yang menarik,Jimin masih tersenyum melihat interaksi bocah itu bersama ibunya. Lucunya, bocah bernama Jinhye ini saking hebohnya bergerak bebas,ia tidak sengaja mempertemukan wajahnya dengan Jimin. Kikuk sekali,Jimin salah tingkah,tidak dengan Jinhye yang malah tersenyum dan melambaikan tangan pada Jimin.

"Ahjussi!."

Jimin membuka mulutnya dan melebarkan matanya,ia tidak sedang bermimpi kan? bocah itu memanggilnya,namun bukan itu yang membuat Jimin membeku,tetapi ibu dari anak itu berbalik badan lalu menatapnya.

"Eoh,m-maaf tuan, anakku memang seperti itu,maaf maaf karena anda terganggu." wanita itu membungkuk meminta maaf,rasanya sungkan sekali. Jimin tersenyum paham,tidak bisa berkata apa apa karena wanita itu terlalu cantik,sayang kalau dilewatkan. Kemudian ia meraih tas belanjanya dan memberi kode pada Jinhye untuk mengikutinya keluar.

Alih alih mengikuti ibunya,Jinhye malah berlari kearah Jimin.

"Ahjussi!!!." bocah bermata sipit itu mendongak karena perbedaan tinggi yang terlalu besar.

• SHORT STORY SEULMIN PT.3 •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang