35

15K 377 4
                                    

Pukul 20.02

Luar rumah

"Terimakasih atas kedatangannya" Ucap Hakam dan alifa

"Iya sama-sama mas mba" Jawab Jihan dan gibran

"Hati-hati" Ucap Hakam dan alifa

"Iya, assalamualaikum" Salam Jihan dan gibran

"Walaikumsalam" Jawab Hakam dan alifa

Jihan dan gibran masuk ke dalam mobil

Dalam mobil

"Ingin membeli makanan atau tidak an?" Tanya Gibran

"Tidak deh mas" Jawab Jihan

"Baiklah, kalau begitu kita langsung pulang saja" Ucap Gibran

"Iya mas" Jawab Jihan

Gibran pun kembali menjalankan mobil, gibran fokus ke depan jalanan dan jihan diam memperhatikan luar kaca mobil. jihan tidak pernah sama sekali mengajak gibran berbicara saat gibran sedang menyetir mobil, karena jihan tahu bahaya dan jihan memang sering diam jika di dalam mobil

Kamar

Jihan berbaring di tempat tidur, jihan
mengelus-elus perutnya yang belum buncit dan jihan berbaring di tempat tidur. gibran mencium kening jihan,
gibran berbaring di samping jihan dan gibran mengelus-elus perut jihan yang belum buncit

Pagi hari

"Sayang" Ucap Gibran mencium pipi kanan jihan

"Iya mas" Jawab Jihan

"Bangun sudah pagi" Ucap Gibran

"Iya mas sebentar" Jawab Jihan

"Hm" Ucap Gibran

Beberapa menit jihan bangun, jihan merapikan tempat tidur dan jihan masuk ke dalam kamar mandi. gibran tersenyum melihat jihan, gibran pun masih libur bekerja dan gibran duduk di sofa

Clek

Jihan keluar dari dalam kamar mandi

Tiga hari

Jihan menunggu gibran yang belum pulang dari kampus, gibran masih di kampus dan jihan duduk di sofa

Pukul 17.00

Gibran naik ke atas, gibran masuk ke dalam kamar dan gibran mencium kening jihan. gibran masuk ke dalam kamar mandi

Clek

Gibran keluar dari dalam kamar mandi

"Kamu sudah bangun sayang?" Tanya Gibran

"Iya mas" Jawab Jihan

"Maaf mas pulangnya terlalu sore" Ucap Gibran meminta maaf

"Iya tidak apa-apa mas" Jawab Jihan

Gibran mengelus-elus perut jihan yang belum buncit, jihan tersenyum dan gibran juga tersenyum. rasanya ada kesal, marah dan tetapi jihan tidak bisa bersikap egois. jihan harus mengerti memang pekerjaan gibran seperti itu, jihan tidak ingin marah ke pada gibran dan jihan tahu gibran lelah pulang dari kampus

Ruang tamu

Selesai melaksanakan sholat isya bersama jihan dan gibran duduk di sofa. gibran mengupaskan jeruk untuk jihan, jihan sebenarnya masih bisa mengupasnya sendiri dan tetapi itu keinginan gibran sendiri. jihan merasa jika gibran tidak keberatan, tidak masalah dan jihan tersenyum

Kamar

"Sudah minum susu hamilnya sayang?" Tanya Gibran

"Iya sudah mas" Jawab Jihan

Dosenku SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang