7 Days | Hari Pertama

7 0 0
                                    

"tunggu! Hari pertama, lo gue yang anter ke kampus. Besok pagi gue jemput lo, dan inget, ga ada penolakan!"

Permintaan Bintang di hari pertama tantangannya ini membuat Bulan sedikit kesal. Pasalnya, cowok yang sangat menyebalkan ini mencuri startnya tanpa aba-aba.

Bermodalkan spam DM yang begitu banyak di instagram Bulan, semalam Bintang menanyakan alamat rumah sang gadis incaran, agar besok pagi ia bisa menjemput gadis yang penuh emosi itu.

Mau tidak mau, Bulan harus mengikuti permainan yang ia ciptakan sendiri. Tanpa ia sadari, hari-harinya akan diwarnai dengan kehadiran cowok yang sangat menyebalkan ini.

🌛🌛🌛

Paginya Bulan terbangun dengan malas. Ia berharap agar malam lebih panjang kali ini, sayangnya semua terasa begitu cepat.

Bulan bangun dan menyiapkan diri, juga keperluannya dikampus. Hari ini ia ingin lebih santai dengan memakai kemeja dan celana jeans serta sneakers senada.

Seperti biasa, ia memoleskan bedak tabur ke wajahnya dan lipbalm agar bibirnya tidak terlihat kering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, ia memoleskan bedak tabur ke wajahnya dan lipbalm agar bibirnya tidak terlihat kering. Sedangkan rambutnya dibiarkan terurai begitu saja, hanya ada jepit rambut kecil disebelah kanan untuk menahan poni sampingnya yang sudah menutupi mata. Setelah merasa cukup ia turun dan menghampiri keluarganya di meja makan.

"sarapan sayang" titah mamanya.

"kok kaya ga semangat gitu?" tanya ayahnya, melihat anak gadis pagi-pagi sudah menekuk wajahnya.

"pagiii" sapa Bulan ditambah senyum palsunya yang malah terlihat seperti meringis.

"gitu dong, pagi pagi harus semangat, sumringah gitu biar dapet jodoh" balas ayahnya yang mendapat cubitan kecil dari sang istri.

"anak cantik kaya Bulan ga perlu susah susah juga jodoh pasti dateng" jawab Bulan dengan sombong.

Orang tuanya hanya menganggukkan kepala. Alih alih mengamini ucapan anaknya, justru mereka bersusah payah menahan tawa.

Tak lama terdengar deru mesin motor diluar rumah. Mendadak perasaan Bulan menjadi tidak enak. Ia merasa harus menyudahi sarapannya dan segera pergi kedepan.

"Ma, pa, Bulan udah kelar, berangkat dulu ya" pamitnya terburu buru sambil meraih tangan kedua orang tuanya.
Saking buru burunya, roti coklat yang dipegangnya terjatuh dan selay roti menempel indah di celana gadis itu.

"ahh sial" gerutu Bulan dalam hati.

"hati-hati dong sayangg, lihat itu celananya jadi kotor. Ngapain sih buru buru, abang juga belum turun mau nganter kamu" nasehat mamanya.

"ngg anu ma, Bulan ga bareng sama ab..." ucapannya terhenti karena mendengar sapaan seseorang didepan pintu rumahnya.

"permisii"
"spadaa"
"selamat pagiii"
"sawah dikap" eh salah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang