"Duh..." Celsa merintih sambil memegang kepalanya yang baru saja terkena bola dari arah lapangan. Hancur sudah moodnya yang sedang tenang.
Celsa melepaskan earphone dari telinganya, raut wajahnya datar, kentara sekali gadis itu sedang kesal. Gadis itu menghampiri lelaki yang tengah di lapangan memasang wajah tanpa dosanya.
"Eh, neng cantik dateng!" goda lelaki itu.
"Alay!" Celsa melempar kembali bola itu dengan kasar.
"Anjay, damage nya bukan main..." Lelaki itu menangkap dengan mudah bola yang dilempar oleh gadis di hadapannya. Seakan terpanah, lelaki itu tersenyum senyum.
"Gw suka yang ngegas-ngegas," lelaki itu mengumpat pelan.
Gw yakin, ini jodoh gw!
Batin lelaki itu."Bye the way, kenalan boleh dong ya?" Lelaki itu mengulurkan tangannya.
Celsa menatap sekilas lelaki di hadapannya. Tak mau ambil pusing, gadis itu berniat ingin kembali tanpa meladeni lelaki yang menayakan hal tak penting pikirnya. Namun langkahnya terhenti kala tangannya ditarik oleh lelaki tadi dengan mudahnya.
"Berani gak lo tanding bola sama gue?" tantang lelaki itu sambil membusungkan dadanya. Seolah dia adalah pemain futsal terhebat.
"Gue berani. Cuman lagi males," jawab Celsa acuh. Gadis itu kembali menggunakan earphone nya sambil menyalahkan musik kesukaannya lagi. Berjalan menuju kursi yang tadi didudukinya.
"Gak bisa bilang!" teriak lelaki itu dengan keras, mungkin memang sengaja agar Celsa dengar.
Celsa bergenyit kesal, belum kenal saja sudah membuat dirinya kesal.
"Gw jago!" Celsa melepas earphone nya kembali.
"Ah udahlah, bilang aja gak bisa. Dasar cemen!" Lelaki itu malah mengompor ngompor agar kemarahan Celsa meluap.
Celsa menatap tajam lelaki dihadapannya. Lalu berkata, "lo bener bener nantangin gw!"
"Alakh, palingan juga kalah!"
"Gw terima tantangan lo!" Celsa langsung mengambil bola di tanah lapang itu menggunakan kakinya. Mata berwarna coklat pekat itu menatap lurus pada gawang.
"Ish, ada syaratnya." lelaki itu menghentikan langkah Celsa yang baru saja ingin menendang.
"Apa?!"
"Kalo lo kalah, lo harus kasih tau nama lo, nomer hp lo, nama facebook lo, nama instagram lo, free fire lo, tiktok lo, bahkan lo harus jadi pacar gw titik." cerocos lelaki itu memberi syarat.
Refleks Cesa terbelalak. "Gak harus jadi pacar lo juga!" tunjuk Celsa tak terima.
"Titik, gak ada koma,"
"Tunggu aja kekalahan lo!" kata Celsa dengan yakin.
"Haha, kita liat aja nanti. Lo bakal jadi pacar gw!"
"Duo battle!" seru Celsa menatap lelaki yang sudah berada di gawang.
Kebiasaan Celsa memang selalu menghabiskan waktu di sekolah hanya untuk menenangkan diri. Dia malas dirumah, ibu dan ayahnya selalu berdebat. Membuat Celsa paling malas jika mendengarkan perdebatan antara orang tuanya.
Kebetulan juga sekarang di Sma Uranus hanya ada Celsa dan seorang lelaki yang paling ngeselin menurutnya.
Bola ditendang keras oleh Celsa, dia sangat berharap bola itu masuk kedalam gawang tepat. Jangan sampai dia menjadi pacar lelaki koplak dihadapannya ini. Mungkin kalau benar terjadi, pasti menjadi mimpi terburuknya.
"Goll!!!!!!" jerit Celsa girang. Sementara lelaki itu malah memukul tiang gawang dengan keras, "satu, kosong!"
"Jangan seneng dulu, pasti lo jadi pacar gue!" lelaki itu mengambil bola yang tergeletak didalam gawang, membawanya ketengah-tengah lapangan, "gadis itu milik gw!!" seru lelaki itu yakin, lalu menendang bola begitu keras.
"Gol, gol, gol!!" lelaki itu melompat lompat senang. Kemudian menghampiri Celsa di gawang dan menduwil dagu gadis itu, menggodanya.
"Ish, kenapa sih tangan gw ini letoy!" Celsa memukul mukul tangannya dengan tatapan kesal.
"Satu-satu..." sambung lelaki itu.
"Gw cetak gol lagi, lo liat aja!" peringat Celsa dengan menatap tajam lelaki dihadapannya.
Tendangan kedua Celsa meleset, membuat skor golnya menjadi 1 dan kesempatan untuk menendang bola tinggal 1 lagi. Sementara lelaki itu 2, hanya tinggal satu lagi untuk mendapatkan Celsa.
"Plis masuk..." ucap Celsa memohon pada tendangan ke tiganya.
Celsa menutup matanya dengan tangan, mengumpat tak tahan bila bola itu benar tak masuk.
"Dapet!!!" teriak lelaki itu girang dan senang. Membuat Celsa membuka matanya, dan benar saja bola itu berhasil ditangkap lelaki itu.
Celsa mematung ditempatnya, ini merupakan mimpi buruk. Menjadi pacar dari lelaki koplak plus ngeselin? Sialan.
"Sekarang, lo jadi milik gw!"
***
"Halo pacar!!" panggil Adil pada Celsa yang tengah terduduk sendirian dikursi kantin.
Celsa menoleh, sedang kesal kesalnya memikirkan kenapa dia bisa seceroboh ini menerima tantangan Si Kolpak, eh, orangnya datang.
Celsa mendengus kesal. "Gue gak percaya bisa dipanggil pacar sama cowok Koplak kaya lo!" Celsa mengelap wajahnya kasar.
"Gue kan udah disini, jadi jangan frustasilah." Adil duduk di sebelah Celsa, namun gadis itu malah bangkit dari duduknya.
"Sa-" panggil Adil tapi terpotong.
"Diem gak lo!" potong Celsa tanpa menoleh.
***
Follow Instagram ku @_miaag22.
Jangan lupa baca karya ku yang satunya❤️
Salam manis [Mia]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Koplak [TERBIT]
Teen FictionTelah terbit di Guepedia✨ Pemesanan lewat shopee (sedang bermasalah), Tokopedia, Bukalapak, dan official storenya www.guepedia.con Bagaimana jadinya jika gadis jutek bertemu dengan lelaki species koplak modelan Adil. Bahkan menyandang sebagai pacarn...