○Menemani○

4.6K 450 24
                                    

Tyypo bertebaran, huhu:(

***

"Ya Allah, dihadapan hamba bisa disebut jin, hantu, setan, atau arwah gay yang bergentayangan!" Adil malah mengataskan tangannya, sepertinya dia sedang bertanya pada sang pencipta.

"Lebih tepatnya yang kelima!" ujar Andri sewot, lelaki itu menatap kesal pada Adil. Bukannya membantu masalahnya, Adil malah memakinya.

Adil mendetengkan tangannya, seakan menghakimi perkataan sahabatnya. "Mau tau yang kelima?" Adil mengangkat alisnya sebelah dan Andri mengangguk malas, "KUYANG YANG HAUS AKAN GAYAMU YANG MAIN GAY!"

Adil tertawa terbahak bahak, sungguh menyenangkan memaki Andri ketika marah. Jelas ini adalah hobinya. Memaki Andri ketika sedang bermasalah dalam masalah percintaannya dengan Reva. Masalah lelaki itu pasti melekat dengan gay.

Malik ikut tertawa, tangannya yang kekar menampol puas pipi kanan Andri saking kakunya menertawai ucapan Adil.

"Omongan lo kadang suka bener!" seru Malik disela sela tawannya.

Andri mendengus kesal. Lelaki bertubuh gempal dan agak berisi itu mengepalkan tangannya, tangan itu benar bemar nampak jelas urat. Hantaman pertama pastinya akan ia arahkan pada wajah si koplak sahabatnya, siapa lagi jika bukan Adil yang suka memaki dengan asal.

Andri berdiri, lelaki itu menghentak kakinya dengan keras diatas tanah lapang yang penuh dengan rerumputan hijau yang teawat rapih. Jangan lupakan tatapan tajamnya. Andri membungkuk, lelaki itu sepertinya ancang-ancang untuk menerjang Adil yang sudah berdiru di tengah lapangan.

Sementara yang ditatapa malah memeletkan lidahnya. Meremehkan kemarahan Andri yang sudah memuncak. "Banteng modelan gay kayalo ga sebanding sama kambengnya Celsa yang gantengnya mengalahkan artis yang di fans sama Celsa!"

"Jangan bilang lo ngalahin Bright sama Daniel?" tanya Celsa sewot.

Adil mengangguk seraya menyengirkan giginya. "Yaiyalah! Siapa sih yang ngalahin kegantengan pacarmu ini! Pacarmu Adil adalah kembaran Bang Dilan!"

Andri yang mendengar perkataan Adil blegidik geli menatap Adil. Disela sela kemarahannya yang memuncak Adil selalu saja ada ulah.

Selalu membanggakan diri, menganggap dirinya kembaran Dilan, orang terganteng sedunia. Ah, sahabat species modelan Adil selalu membuatnya naik darah. Tak terpikir sudah sebagai Celsa yang menyandang sebagai pacarnya. Mungkin gadis itu sudah terkena darah tinggi.

"Ingin ku berkata kasar..." gumam Celsa mengelus dadanya.

"Terkam Ndri! Terkam! Jangan lupa keluarin kekuatan keturunan banteng lo!" Malik malah mendukung seraya menepuk nepuk kepala Andri.

Andri kembali berdiri. "Anying lo ya, sama aja kaya Adil. Keluarga gw bukan banteng!" jawabnya tak terima.

Malik menyingirkan giginya, lelaki itu garuk garuk rambutnya yang gatal. "Yaudah, lo keturunan raksasa," celetuknya tanpa berpikir panjang.

Andri makin kesal. Sungguh amarahnya kini benar benar memuncak gara gara kedua sahabatnya ini. "Gw minta sekarang lo kesana sama Adil!" titah Andri menunjuk pada tengah lapangan.

Malik mengangguk ngeri. Lalu dia menuruti perintah Andri. "Raksasa ngamuk ya jadi gini. Gw jadi ngeri anjing!" cibir Malik dengan suara pelan.

Pacar Koplak [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang