SPAM KOMEN
UNTUK NEXT CHAPTER<3GA KOMEN, GA PREND LAH.
***
Adil melirik jam tangannya. Sekarang waktu menunjukkan pukul 06.48, dan Celsa belum saja datang. Lelaki itu menyenderkan bahunya pada pintu kelasnya, ia berdecak sebal. Jika saja Celsa berada di rumah, pasti ia akan menjemput gadis itu.
Sekarang Celsa sudah pindah ke asrama Sma Uranus yang kebetulan disediakan oleh sekolah untuk siswa yang jarak rumahnya jauh. Dan tak ada pilihan, Adil tak bisa menjemput gadis itu karena asrama putri hanya boleh dimasuki putri, dan asrama putra hanya boleh dimasuki putra.
Andri menyenggol bahu Adil. "Lo nunggu lama-lama juga gak guna. Pasti Celsa cuman lewat doang." ujarnya sudah mulai kesal karena Adil meminta untuk menemani berdiri di depan pintu.
Adil melirik kesal. "Namanya juga berjuang. Dihargain syukur, gak dihargain yaudah."
"Emang lo gak capek? Udah berapa bulan lo berjuang? Celsa bales belum perjuangan lo?" timpal Malik yang tiba-tiba berada di hadapan Adil.
"Gak tau. Tapi akhir-akhir ini Celsa ngehargain perjuangan gw."
"Beneran?" tanya Andri memastikan.
Adil mengangguk. Hingga mulutnya sudah terbuka untuk menjawab, tapi berubah menjadi menyengirkan giginya. Baru saja ia tersadar jika Celsa sedang berjalan menuju kelas. Gadis itu menundukkan kepalanya dengan langkah malas.
"Kalo aja kepala nyamuk besar, udah gw toyor abis-abisan!" gerutu Celsa seraya menggaruki tangannya.
"Kalo aja lo di rumah, udah gw jemp-" ucapan Adil terjeda saat Celsa hanya melewati dirinya, tanpa menatap sedikitpun.
Tangan Adil menggapai pergelangan Celsa dari belakang. Membuat gadis itu berbalik badan dan menatapnya. "Apa? Gw lagi gak mood lah!"
"Kenapa sih? Mau apa? Biar gw beliin."
Celsa menghela nafas. "Semalem tidur gw gak nyenyak gara-gara nyamuk!" sarkasnya kesal.
Adil yanh mendengar jawaban Celsa malah terkekeh. Hingga ia tak tersadar jika cekalannya pada Celsa terlepas dan gadis itu berlalu pergi menuju kursi tempat duduknya.
"UPACARA AKAN SEGERA DI MULAI, DIPERSILAHKAN UNTUK SELURUH SISWA SEGERA KE LAPANGAN DAN BERBARIS." lengkingan suara yang berasal dari mulut mikrofon suara Sma Uranus berbunyi. Siapa lagi jika bukan Bu Mona yang suaranya cempreng seperti anak kambing yang baru lahir.
"Eh, dasi gw kemana!" Celsa mengurak urak isi tas nya merasa histeris. Lentingan sudah berbuyi dan dia masih mencari keberadaan dasi, "dugh! Topinya juga kemana!" desisnya geram.
"Lo gak bawa dasi sama topi? Nih," Adil melepas paksa dasi dari kerah baju miliknya. Celsa berbalik badan, gadis itu mendongak lantaran tubuhnya yang pendek. Tanpa persetujuan Adil segera melilitkan dasi miliknya pada kerah baju Celsa dengan asal.
"Biarin gw dihukum, asal jangan lo. Gw gak mau gendang telinga lo pecah gara-gara Bu Mona. Secara Bu Mona suaranya sama kaya anak kambing baru keluar dari rahim mamaknya." Adil menarik tangan gadis itu dan mendorong paksa agar segera keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Koplak [TERBIT]
Подростковая литератураTelah terbit di Guepedia✨ Pemesanan lewat shopee (sedang bermasalah), Tokopedia, Bukalapak, dan official storenya www.guepedia.con Bagaimana jadinya jika gadis jutek bertemu dengan lelaki species koplak modelan Adil. Bahkan menyandang sebagai pacarn...