○Part-36○

2.3K 272 54
                                    

Hi, aku kembali><
Biasakan vote dan komen setelah membaca,
Terima kasih, hihi.

****

Deruan suara motor trail itu menghiasi malam ini. Suaranya bersahutan, didominasi oleh suara gadis yang berteriak-teriak heboh. Di depan pasar gaya itu sudah ada seorang lelaki dengan motor trail berwarna hitam dengan dominasi merah. Sedangkan lelaki satunya yang tentunya adalah lawannya menggunakan motor trail berwarna putih dengan dominasi hijau.

Pasar gaya adalah salah satu pasar swalayan yang hanya diisi beberapa toko saja, tak ramai. Apalagi pasar itu tak berada di tepi jalan besar, agak melosok. Memungkinkan balapan liar yang memperebutkan seorang gadis itu bebas tanpa hambatan.

Brum, brum, brum!

Seorang cowok yang menunggangi trail merah itu mulai mengegas motornya dengan brutal. Seolah tak peduli apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia hanya ingin memenangkan balapan itu untuk mendapatkan satu gadis.

"ADIL!"

"AYO DIL, DEMI DAPET CEWEK!"

Suara teriakan itu kian bersahutan. Adil. Lelaki itu sudah mulai melesat seperti menaiki roket yang tak terbatas. Adil sudah meninggalkan lawannya jauh di belakang.

Ketika dua motor itu ber sisian. Motor trail berwarna hijau itu menoleh, menatap tajam, seolah memperingatkan sesuatu. Namun tak Adil pedulikan. Mata coklat pekat Adil itu menatap jalanan dengan lurus.

Celsa menyipitkan matanya dari kejauhan, memastikan. Gadis itu diam, mencoba membenari telinganya agar tak salah dengar. Tapi ini tetap sama. Celsa menepuk bahu Si Tukang Ojek beberapa kali.

"Turun di sini aja, nih," ujar Celsa memberikan helm.

Si Tukang Ojek itu menggapai sekantong plastik di depan, lalu memberikannya pada Celsa sebelum ia melenggang pergi.

"Yaudah, saya per-"

"Eh, bentar mas. Boleh saya nanya dulu?" Si Tukang Ojek itu mengangguk setelah mendapat pertanyaan dari Celsa dan Celsa segera menanyakannya, "mas kan kalo malam masih ngojek suka lewat sini juga kan? Di pasar swalayan itu emang kalo malam sering rame, yah?"

"Ouh iyah, saya sering lewat sini kalo nganter penumpang. Kalo di pasar ini bukan hanya tempat tongkrongan, mba. Tapi di pasar itu malahan buat tempat balapan," jawab Si Tukang Ojek, "ouh iyah, kenapa nanya begitu mba? Mba mau ke sana? Jangan mba, di pasar sana cowonya pada mabok-mabokan," sarannya.

Celsa mengelap wajahnya kasar. Sekarang dipikirannya terlintas Adil. Pasti lelaki itu ada di sana. Sewaktu masuk waktu solat isya, Adil sempat datang kekontrakannya, namun baru saja datang, lelaki itu langsung pulang setelah mendapat pesan dari ponselnya.

"Ga papa, mas. Di pasar itu ada kios saudara, tadi disuruh ngunci kiosnya, soalnya kelupaan tadi," dusta Celsa, "yaudah mas, makasih yah. Saya duluan,"

BRAK

Cowok bermotor hijau yang masih duduk di motornya itu tersenyun dengan smirknya, lalu melenggang pergi dengan ceoat sebelum Adil mencoba bangun.

"WOI, APA-APAAN INI! GAK SAH!" Andri berteriak saking kesalnya. Berniat ingin mengejar motor itu, namun tangannya langsung ditarik oleh Malik.

Pacar Koplak [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang