○Happy Birthday, Kambeng!"

2.3K 308 86
                                    

Happy 29k readers!
Gak nyangka ceritaku ada juga yang suka, padahal cuman iseng dan aku cuman nulis kehaluan doang wkwk.
Tapi gak papa, aku bersyukur banget banyak yang dukung aku. Semoga kalian suka part ini><9

****

DOR!

Ketiga gadis dan dua lelaki itu serempak menoleh pada asal suara. Tatapan mereka jatuh pada gadis yang tengah berbaring dan kedua kaki yang sengaja diangkat ke udara. Mana ada orang niup balon sambil baringan. Fiks, cosplay-an Adillah Pratama.

"Sorry, gw terlalu bersemangat." Celsa menyengirkan giginya sesaat.

"12 balon telah diledakkan, menggemparkan telinga setiap insan di apartemen ini." Malik memutar bola matanya malas.

"Satu pack sendiri lo ledakin," timpal Andri tak habis pikir, "kalo aja lo bukan pacar nya Adil... udah gw hi'ih lo sekarang juga!"

"Yaelakh demi traktiran, kan?" Malik merangkul pundak Andri santai, lalu gelak tawa terdengar di apartemen itu.

"Niup doang Cel, astaghfirullah..." ujar Adel pada Celsa, "lagian mana ada orang niup sambil tiduran!" tambahnya.

"Bukannya angin yang lo tiup masuk ke balon, malahan anginnya balik lagi, masuk ke dalam perut lo!" timpal Reva, lalu melempar balon animasi berbentuk unicorn yang barusan selesai ia tiup.

Celsa tak menggubris, gadis itu masih tetap dengan posisinya. Sepertinya sangat fokus, lihat saja matanya. Mata Celsa seperti wakwaw yang ngumpul di pojokan, menatap balon dengan lekat.

"Kalo sekali lagi balonnya meledak, fiks lo bener-bener cosp-"

DOR!

Oke, kali ini semuanya tersenyum paksa menatap Celsa. Belum saja Andri menyelesaikan ucapannya, balon sudah kembali meledak.

Celsa gelagapan, gadis itu segera duduk, tak menatap sedikitpun ke arah para sahabatnya. Celsa malah mengumpulkan bekas letusan balon tadi, lalu mengelusnya.

"Ayo berkompromi denganku, jangan nakal. Kenapa meletus terus, sih?! Celsa gak punya uang lagi buat beli balon. Jangan nakal yah! Ayo coba satu lagi!"

Belum sempat tangan Celsa menggapai balon lagi untuk ia tiup, tangan para sahabatnya sudah mencegat.

"Mending lo diem, duduk yang manis, diem aja kaya patung," saran Malik, diangguki oleh Celsa.

"Good... mending lo diem," Adel memberi acungan jempol. Celsa jadi keki, ia menggaruk tengkuknya.

"Gw dekorasi aja, yah?"

Belum sempat Celsa menggapainya, barang itu sudah diambil lagi oleh sahabatnya.

"Mencegah lebih baik dari pada hancur duluan," ujar Adel seraya membawa barang-barang untuk dekorasi itu di belakang tubuhnya.

Celsa memberenggut kesal. Gadis itu bangun untuk meninggalkan ruang tengah menuju balkon kamar Adil saja. "Kok gw gak guna, sih!" Celsa terus merutuki dirinya.

****

"Semuanya tega sama gw, kenapa hari ini di sekolah gak ada temen! Gak ada Malik, Andri, apalagi gak ada babon... astaghfirullah, hidupku rasanya hambar." Adil menutup pintu mobilnya, lelaki itu terus menggerutu di sepanjang halaman apartemennya.

Pacar Koplak [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang