One

1.7K 164 3
                                    

Minju terbangun dari tidurnya lalu membuka mata, ia memandang wajah Yujin yang masih tidur di sampingnya. Minju mengelus pipi Yujin lembut lalu mencium dagunya,  Minju bangun menyingkap selimutnya lalu turun dari kasur dan segera menuju kamar mandi. Yujin terbangun dari tidurnya ia mengucek matanya lalu melirik ke arah samping namun, ia tidak menemukan sosok Minju disana.

" Minju "

" Sayang " Panggil Yujin.

Yujin turun dari kasur dan keluar kamar untuk mencari Minju, ternyata Minju sudah berada di dapur menyiapkan sarapan, Minju tersenyum saat melihat Yujin keluar dari kamar.

" Kau akan berangkat jam berapa? " Tanya Minju, Yujin duduk di kursi meja makan mengambil roti panggang yang Minju buat lalu memakannya.

" Jam 10 "  Jawab Yujin.

" Kalau begitu, jika kau akan berangkat jangan lupa untuk menghubungiku terlebih dahulu. Aku sudah siapkan keperluanmu selama di Daegu dan memasukannya kedalam ransel "

" Terimakasih sayang " Ucap Yujin lalu tersenyum manis pada istrinya.

" Habiskan sarapanmu, aku harus berangkat kerja sekarang " Ucap Minju, menghampiri Yujin lalu mencium pipi suaminya. Yujin cemberut dan menoleh kearah Minju yang sedang memakai high heels-nya.

" Aku ingin di bibir " Uca Yujin. Minju menghela nafas lalu kembali menghampirinya lalu mengecup bibir Yujin, Yujin terseyum puas.

" Kau banyak mau " Ucap Minju, lalu menyentil pelan bibir Yujin.

" Jangan salahkan aku jika nanti kau rindu bibirku " Ledek Yujin.

" Aku berangkat, jangan berantakan rumah saat kau masih disini "

Minju membuka pintu lalu keluar dari rumah, Yujin tersenyum ia tidak pernah merasa sebahagia ini. Menurutnya, menjadikan Minju sebagai istrinya adalah langkah yang tepat, buktinya Minju berhasil mengurus Yujin dengan baik. Yujin pernah menyarankan memperkerjakan asisten rumah tangga karena Yujin tak tega harus melihat Minju sibuk bekerja dan mengurus rumah namun, Minju menolak karena ia merasa sanggup mengurus rumah dan Yujin tanpa asisten rumah tangga. Walaupun, Minju memiliki sedikit kekurangan karena kurang handal dalam memasak Yujin tetap merasa bahagia.















Seorang pria berdiri di depan ruang direktur sambil menggendong ransel dan menenteng tas lain di tangannya, ia kelihatan gelisah dan terus mengotak-ngatik ponselnya mengirim pesan dan berusaha menelpon seseorang. Beberapa kali ia menelpon tidak di angkat namun kali ini berhasil di angkat.

" Halo, pak sa- "

" Ya! Kau dimana? Aku sudah menunggumu! " Teriak orang disebrang sana, ia refleks menjauhkan ponsel dari telinganya.

" Saya sudah menunggu anda di depan ruang direktur selama 20 menit pak " Ucapnya.

" Kau ini! Aku menunggumu di rumah, kita berangkat dari rumah bukan dari kantor. Kemarin aku sudah bilang padamu apa kau lupa? "

Yena menepuk jidatnya, ia lupa bahwa Yujin berpesan untuk untuk menjemputnya ke rumah bukan ke kantor. Sekarang ia pasti akan di marahi habis-habisan oleh Yujin.

" Sudah kuduga kau pasti lupa, cepat jemput aku "

Yujin menutup telpon secara sepihak, Yena mengacak rambutnya kenapa ia bisa lupa pesan dari bosnya. Ia bergegas menuju parkiran namun, karena tidak memperhatikan jalan ia menabrak seseorang dan mereka ambruk bersama.

" Aduuuhhh " Teriak orang yang Yena tabrak.

" Aiiisssshh " Yena meringis sambil mengusap bokongnya yang terkena lantai cukup keras.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang