Seven

1K 108 6
                                    

Di sabtu pagi Yena bangun lebih awal untuk lari pagi ia memakai hoodie hitam, training pendek dan sebuah sneakers. Yena keluar dari apartemennya, di saat bersamaan seseorang keluar dari apartemen disebelahnya.

" Annyeonghaseyo " Sapanya.

" Annyeonghaseyo " Jawab Yena.

" Lari pagi? "

" Iya "

" Turun bersama? Kebetulan saya akan membeli makanan untuk sarapan " Ajak orang tersebut.

" Boleh "

Mereka berdua pun keluar bersama, saat sudah berada di kuar gedung. Pria di samping Yena merogoh saku jaketnya lalu mengeluarkan sebungkus rokok dan pematik.

" Rokok? " Tawarnya.

" Tidak terimakasih, aku tidak merokok " Tolak Yena. Pria tersebut menyalakan rokok lalu menyesapnya.

" Saya akan ke minimarket " Ucapnya.

" Silahkan, aku juga akan mulai jogging "

" Saya permisi pak "

" Iya Hyewon "

Yang Yena temui tidak lain adalah Hyewon, ia juga merupakan tetangga Yena. Hyewon tinggal di sebelah apartemennya lebih awal dari Yena, sewaktu Yena baru saja pindah ia ikut membantu membawakan barang-barang. Mereka cukup saling mengenal walaupun tidak terlalu dekat, entah karena canggung atau hal lain. Tapi, Hyewon cukup ramah meskipun wajahnya terkesan dingin dan datar di luar. Yena pun mulai berlari santai di sekitar daerah tempat tinggalnya.

45 menit Yena berlari , ia mulai merasa lelah dan istirahat di kursi yang tersedia di trotoar. Ia lupa membawa handuk untuk mengelap keringatnya, tiba-tiba sebuah tangan menyodorkan tissu tepat di hadapannya, Yena mendongak lalu membulatkan matanya. Ia pun berdiri menghadap orang tersebut.

" Lap keringat anda dengan ini " Ucapnya memberikan sebungkus tissu.

" Aaa... T-terimakasih Y-yuri " Ucap Yena. Ia mengelap keringat di wajah dan lehernya lalu membuang tissu bekasnya ke tong sampah.

" Kenapa kau bisa ada disini? " Tanya Yena.

" Aku menginap di rumah teman, dan akan pergi pulang "

" Oh..... Yuri. Terimakasih untuk waktu itu kau mau pergi makan malam denganku "

" Anda tidak perlu berterimakasih, saya senang bisa menemani anda sekretaris Choi "

" Yuri, tidak perlu terlalu formal. Panggil nama saja "

" Hah? Aa.... Tapi pak "

" Ini di luar kantor, lagi pula aku lebih suka kau panggil namaku "

" Baiklah pak—, maksud saya Yena "

Yena tersenyum saat Yuri menggil namanya, ia harap bisa semakin dekat dengan Yuri hingga bisa membuat Yuri memiliki perasaan yang sama padanya.

" Yuri, apa kau sibuk hari ini? "

" Tidak, memang kenapa? "

" Aku hanya ingin mengajakmu berjalan-jalan, bagaimana? "

" Boleh "

" Kalau begitu ayo "  Menggenggam tangan Yuri lalu menariknya mulai berjalan.

" Hah? Sekarang? "

" Iya ayo "

Yena menarik tangan Yuri nenuju tempat pemberhentian bus, bus pun berheti mereka pun masuk. Karena tidak ada tempat kosong Yena dan Yuri terpaksa untuk berdiri, secara tiba-tiba bus berhenti membuat Yuri oleng dan hampir terjatuh. Karena Yuri tidak cukup tinggi, ia tidak bisa berpegangan pada handle bus. Berbeda dari Yena yang memang berpostur tinggi ia bisa memegang handle bus dengan mudah.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang