Six

987 111 5
                                    

Yujin sedang bersiap untuk pergi bekerja, walaupun keadaan kantor sebenarnya sudah aman terkendali ia harus tetap pergi. Agar alasan sebenarnya ia ke Daegu tidak di ketahui siapapun, Yujin keluar dari kamar lalu menuju dapur untuk sarapan. Terlihat seorang gadis sedang sibuk memasak makanan, siapa lagi kalau bukan Wonyoung.

Wonyoung yang sudah selesai memasak lalu menghampiri Yujin yang masih berdiri di depan pintu kamar. Ia mengambil dasi yang Yujin pegang lalu memasangkannya, sudah menjadi kebiasaan Wonyoung sekarang membantu Yujin bersiap menuju kantor. Sewaktu ia baru pertama kali bertemu Yujin karena menggantikan tugas Eunbi ,ia tidak pernah berani untuk melakakun hal yang ia lakukan sekarang.

Waktu itu Yujin sangat ke repotan dan merasa sangat terlambat, Wonyoung menawarkan bantuan untuk memasangkan dasi Yujin untungnya pria itu tidak keberatan. Setelah kejadian itu Yujin meminta Wonyoung untuk selalu menyiapkan semua yang Yujin butuhkan.

" Terimakasih " Ucap Yujin saat Wonyoung selesai.

" Sama-sama "

" Apa sarapan hari ini ? "

" Aku memasak bibimbap "

" Mmm... Kedengarannya enak "

Mereka duduk di meja makan dengan berhadapan lalu menyantap sarapan mereka masing-masing, Yujin selalu puas dengan masakan Wonyoung yang berhasil memuaskan lidah dan perutnya.

" Wonyoung, bisakah kau buatkan aku teh mint? " Ucap Yujin di sela makan mereka.

" Disini hanya ada teh chamomile tuan, bukannya teh kesukaan anda itu chamomile? "

" Mmmm.... Entahlah aku jadi lebih suka mint, saat pertama pertama kali kau menawarkanku teh itu. Rasanya lumayan dan  aku mulai menyukainya "

" Untuk hari ini tak apa jika teh yang biasa? Nanti aku akan membelikan stocknya untuk anda "

" Tak masalah "













Setelah nyiapkan sarapan dan membersihkan apartemen Yujin, Wonyoung kembali menuju rumahnya. Ia harus membantu Eunbi membereskan rumah selagi kakaknya pergi berbelanja dan membereskan kedai. Ia masuk kedalam kamarnya, bukan kamar yang tidak luas namun cukup nyaman dan rapi, ia keluar dari kamar dan langsung membereskan rumah.

Setelah menyapu dan mengepel sekarang ia membersihkan setiap barang yang berdebu, Wonyoung mengelap beberapa bingkai foto yang terpampang di dinding. Ia berhenti saat melihat satu bingkai yang terdapat foto dirinya, Eunbi dan seorang wanita paruh baya, ia ngengusap foto tepat di bagian si wanita tersebut. Matanya mulai berkaca-kaca dan mengalirkan air mata, Wonyoung menyeka air mata yang membasahi pipinya.

" Ibu,Aku akan selalu merindukanmu. Terimakasih sudah mengurusku " Ucapnya lalu melanjutkan membersihkan semua foto.

" Wonyoungie " Panggil seseorang.

" Eunbi Unnie, baru pulang dari pasar? "

" Iya, ini bahan-bahan yang kau pesan untuk tuan Ahn " Ucap Eunbi lalu memberikan sebuah kantung plastik.

" Ngomong-ngomong... Apa tuan Ahn tidak salah memberi amplop kemarin? Uang yang ia berikan terlalu banyak untuk membeli bahan makan dan upahmu "

" Tapi dia memang memberikan amplop itu unnie "

" Ah, dia orang yang sangat dermawan. Bagaimana jika untuk ucapan terimakasih, kau antarkan makan siang untuknya "

" Iya unnie "

" Aku akan ke kedai sekarang "

" Baik, nanti aku menyusul setelah selesai membereskan rumah "

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang