Five

1K 111 23
                                    

Yujin berhenti diparkiran sebuah gedung apartemen, ia masih berdiam diri di dalam mobil. Entah apa yang ia pikirkan ia malah merasa gugup saat ini , ia mengontrol diri agar terlihat normal. Matanya kini melihat ke arah cicin yang tersemat di jari tangan kirinya, ia memperhatikan cicin tersebut. Yujin memejamkan matanya beberapa detik lalu menghela nafas, tanpa pikir panjang ia melepas cicin tersebut lalu menyimpannya di laci dashbord mobil.

Ia keluar dari mobil membawa beberapa papperbag , Yujin berjalan menaiki tangga untuk yang menuju lantai dimana apartemennya berada. Yujin menekan sandi rumahnya setelah pintu terbuka ia masuk dan menyimpan barang bawaannya di meja ruang tengah, Ia mengeluarkan ponsel lalu menelpon seseorang.

" Halo "

" Halo, aku sudah tiba di Daegu "

" Benarkah? Aku akan segera kesana "

" Baiklah "

Yujin menyimpan ponselnya di atas meja, ia duduk di sofa lalu menatap semua papperbag yang ia bawa dan tersenyum. Ia membelikan beberapa hadiah untuk seseorang, ia berharap orang tersebut menyukainya. Beberapa menit kemudian suara bell pintu berbunyi, ia segera menuju pintu dan membukanya. Terlihat seorang gadis berdiri dengan wajah yang berkeringat, jaket sedikit kotor dan jeans sobek di bagian lutut memperlihatkan luka yang sedikit berdarah.

" Annyeonghaseyo tuan Ahn " Sapanya sedikit membungkuk.

" Wonyoung! Kau kenapa? Ayo masuk " Ajak Yujin menarik tangan Wonyoung lalu membiarkan sang gadis duduk.

" Kau kenapa? Apa yang terjadi? " Tanya Yujin.

" Tadi, saat aku dalam perjalanan kesini. Aku terjatuh, rantai sepedaku putus karena aku terlalu cepat mengayuhnya , tapi tidak papa aku baik-baik saja. Padahal sepeda itu baru Sian Oppa perbaiki " Jelasnya.

" Kenapa kau lakukan itu? Kau harusnya berhati-hati "

" Karena aku  ingin segera bertemu denganmu " Ucap Wonyoung pelan namun langsung menggiggit bibir bawahnya, berharap Yujin tidak mendengar kata-katanya. Yujin menahan senyumnya.

" Kau tunggu disini " Ucap Yujin.

Ia berjalan untuk mengambil kotak P3K dan semangkuk air hangat, Yujin kembali lalu duduk di sebelah Wonyoung. Ia menuangkan cairan antiseptik pada mangkuk berisi air hangat lalu membasahi kapas dengan air tersebut.

" Biar aku saja tuan "

" Diam "

Gadis itu menurut untuk diam, Yujin membasuh lukanya dengan kapas. Wonyoung terus memperhatikan wajah Yujin, ia terpesona dengan paras pria tersebut. Kulit putih, rahang yang kokoh, mata yang indah di tambah lesung pipi sebagi pemanis. Dia juga seorang pria yang lembut dan penuh perhatian, di awal Yujin memang sedikit acuh namun seiring berjalan waktu Yujin memperlihatkan sisi lembutnya. Yujin terlihat sangat menawan di mata Wonyoung bahkan mungkin mata semua wanita. Matanya masih betah melihat pria di depannya, di susul dengan jantungnya yang mulai berdetak  tak karuan.

Yujin selesai dengan luka Wonyoung, ia membereskan P3K lalu menoleh ke arah Wonyoung. Yujin mengerutkan dahi karena Wonyoung terus menatap kearahnya.

" Wonyoung " Panggil Yujin. Panggilan Yujin membuat Wonyoung tersadar dari lamunannya.

" Kenapa kau menatapku terus? " Sambungnya.

" Mm...i-itu... A-aku.... Hanya.. " Ucapnya tergagap, ia panik karena Yujin memergoki Wonyoung sedang menatapnya. Wonyoung menunduk menyembunyikan pipinya yang merah karena malu.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang