10 • Cry

189 42 54
                                    

Ranka menatap penampilannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ranka menatap penampilannya sendiri. Ia meneliti dari atas ke bawah.
Semuanya rapi, seragam sampai roknya pun tidak kusut.
Sepatunya juga berwarna hitam. Okoknya dia berpakaian sesuai aturan.

Apa yang salah darinya?

Ia mencoba mengulas senyum pada orang-orang yang dijumpainya. Kenapa mereka hanya menatapnya dan tidak membalas?

Saat gadis itu masuk ke dalam kelas. Lagi-lagi orang-orang hanya menatapnya.

Termasuk Gantar.

Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka terus melihatnya dengan cara seperti itu?

"Gue kira dia udah di DO," celetuk seseorang ketika Ranka sudah sampai di tempatnya.

Siapa yang mereka maksud?

"Kayaknya ini belum sampai ke kepsek deh, kalau udah. Gue yakin dia engga bisa menginjakkan kaki di sini," timpal yang lain.

"Pemakai narkoba emang engga pantas ada di sini. Cuman jadi sampah masyarakat." Mendengar hal itu telinga Ranka jadi panas.

Dilihatnya Salsa hanya diam sambil tersenyum sinis.

Ranka mengepalkan tangannya.
"Ya kan kakaknya aja udah engga bener, pastilah adeknya juga engga bener. Bisa jadi dia juga ngejual --"

Ranka bangkit menendang meja Salsa. Di sana, Salsa dan gengnya tengah berkumpul.

Bedak yang ada di meja sampai ikut jatuh. Semua yang ada di kelas langsung melihat ke arah sana. Dimana Ranka berdiri di hadapan mereka bahunya naik turun.

"Bedak gue!" jerit teman Salsa.

Ia bangkit mendorong Ranka hingga punggung gadis itu menghantam meja di belakangnya.

"Lo orang miskin engga akan mampu beli bedak ini! Kurang ajar emang lo," geramnya. Bedak yang jatuh itu merek emina bare with me.

Ranka tidak diam saja. Gadis itu semakin menghancurkan bedak itu.

Dia tidak pernah terima direndahkan seperti ini. Mereka menuduhnya tanpa ada bukti.
Memandangnya begitu remeh, seolah Ranka tidak ada arti.

"Engga waras!" Salsa menjambak rambut gadis itu.

"NGOMONG APA LO!" teriak Ranka.

Semua hanya menyaksikan semua itu. Tidak berniat membantu atau melerai.

"LEPASIN! DASAR CEWEK GILA!" teriak Salsa.

Teman-temannya berusaha melepaskan Salsa dari Ranka.
Tenaga Ranka cukup kuat. Hingga akhirnya Gantar turun tangan untuk menarik gadis itu.

"Ka, udah ya," pinta laki-laki itu.

"Lo miskin aja belagu!" umpat teman Salsa.

Emosi Ranka seakan terpancing. Gadis itu mengeluarkan tiga lembar uang berwarna biru dari saku rok. Lantas melemperkannya ke arah wajah Diera --teman Salsa.

Aranka #air_ezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang