4 • Oh, Namanya Aranka.

264 60 108
                                    

Pagi ini Ranka dikejutkan dengan beberapa kertas di mejanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Ranka dikejutkan dengan beberapa kertas di mejanya.
Berisi terror tidak jelas, katanya Ranka harus pindah sekolah. Atau kalau bisa hilang dari muka bumi.

Gadis itu mendecih sinis.

MEREKA KIRA, MEREKA SIAPA?

Seenaknya saja mengancam, dipikir masuk jurusan Perhotelan itu mudah. Cara kampungan seperti ini, alurnya sterlalu mudah ditebak. Asalnya pasti dari orang yang tidak menyukainya. Mungkin juga karena kurang kerjaan.

Sangat memuakkan!
Ranka memungut kertas itu. Lalu menyimpannya ke meja Salsa.
Bukannya su'udzon. Tapi Salsa yang menahan tawa ketika Ranka melewati mejanya, membuat dugaan itu semakin kuat.

Dari pada coret-coret kertas karena gabut, kenapa Salsa tidak membuat lipatan origami saja?

Salsa yang asyik mengechat kukunya menatap kesal ke arah Ranka.

"Maksud lo apa?!" katanya tidak santai.

"Jangan buang sampah sembarangan, kena tegur seksi kebersihan tau rasa," kata Ranka.

"Lo nuduh gue nulis ini semua?"

Ranka tertawa sinis.

"Gue ada nuduh lo? Engga 'kan? Lo sendiri yang ngomong," balas Ranka datar.

Wajah Salsa merah padam. Sial! Rencananya membuat Ranka down tidak berhasil.

Lihat saja nanti! Pikir Salsa penuh dendam.

Ranka kembali ke tempat duduknya. Ia berniat mengerjakan tugas rangkuman Kepariwisataan yang belum selesai.

"ASSALAMU'ALAIKUM EPERI BADIH!" salam seseorang.

"Lalaunan atuh Je, isuk keneh ieu teh, (pelan-pelan dong Je, masih pagi ini tuh)" protes Gantar yang merasa tidurnya terganggu.

Ck, semalam dia tidak tidur karena mabar PUBG dengan teman SMPnya. Alhasil laki-laki itu kurang tidur.

Untungnya rangkuman Keparnya sudah selesai. Ya meskipun cuman selembar. Lagian kan Bu Wulan bukan tipikal guru yang suka muetr-muter.

Asalkan yang dia tulis sudah mencakup semuanya, dan ketika diminta menjelaskan dia paham.

Maka masalah selesai.

"Ah maneh mah molor wae!(ah kamu mah tidur terus!)" kata Dije.

Laki-laki itu duduk di sebelah Gantar.

"Emak urang mere buras yeuh, hayang teu? (Ibu saya bikin lontong isi, mau engga?)" tawar Dije sambil menyodorkan seplastik lontong isi.

Gantar yang tadinya hendak melanjutkan tidurnya, membuka mata sipitnya lebar-lebar.

Laki-laki itu menguap sambil menutup mulutnya.

"Hayang atuh!(mau lah)" Gantar langsung mengambil dua buah lontong isi.

Aranka #air_ezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang