NEW HOPE

12 5 0
                                    

"Ra, lo tega banget sih ninggalin gue di rumah sakit, pake acara hilang begitu aja kayak bayangan" celoteh Alika di seberang telepon

"ya maaf, abisnya gue nggak nyaman sama Rian"

"Ra, lo itu kenapa sih? dari awal Rian ada di sekolah kita, lo nggak pernah suka sama dia. why? he is a good boy!"

"Al, lo tahu nggak kenapa gue ninggalin lo di rumah sakit?"

"emangnya kenapa? lo bukan dikejar suster ngesot, kan?"

"bukan, tapi gara-gara Rian. Dia nyataain perasaannya ke gue, Al!"

"what? demi apa? astaga Rian bener-bener cowok gentle. dia udah nembak siswa ter-smart SMA ANAK BANGSA" puji Alika

"gue kan udah pernah bilang sama lo, kalau gue nggak akan pernah jatuh cinta lagi. itu semua cuma ngebuang waktu gue, sia-sia." ucap Anara penuh penekanan

"Ra, Rian kurang apa coba? udah baik, penyayang, perhatian, sayang mamanya juga. kalau kata oma gue, cowok kalau sayang sama mamanya pasti nggak bakal nyakitin cewek."

"itu kata oma lo, tapi sifat manusia itu sulit ditebak."

"Ra, jangan biarkan semua pikiran negatif lo tentang cowok nyakitin diri lo sendiri. Jangan karena lo pernah patah hati terus lo bakal buat orang lain patah hati, Ra."

"Udah dulu, ya! Gue mau istirahat" Anara menutup teleponnya, ia benar-benar kebingungan sekarang. Antara menyakiti atau tersakiti.

Perkataan Alika memang ada benarnya. Ia tak seharusnya larut dalam luka lama yang belum bisa sembuh. Mungkin ini memang cara Tuhan menyembuhkan luka itu, mempertemukannya dengan Rian.

***

Hari ini adalah hari minggu, Anara bisa beristirahat--menenangkan pikirannya yang akhir-akhir ini terlalu membuatnya lelah. Ia bangun dari singgasananya menuju ruang makan. Ia akan menemui kakaknya, Arga Adara Prayoga. Akhir-akhir ini, ia jarang menghabiskan waktu bersama mungkin karena mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.

"pagi Na!" sapa Arga sembari meminum teh hangat kesukaannya

"pagi kak!"

"kamu kok cemberut, sih? ini kan hari minggu harusnya kamu seneng dong"

"nggak kok, Nana cuman capek karena tadi malam terlalu banyak belajar persiapan debat bulan depan" bohong Anara

"just be honest, kakak tahu kamu punya masalah. Cerita dong sama kakak."

Arga selalu tahu apa yang Anara rasakan baik itu ia sedang sedih, marah, dan senang. Arga begitu menyayangi adiknya dan selalu memperhatikannya, Anara tidak bisa berbohong kalaupun ia berbohong, Arga akan tahu.

semenjak kejadian beberapa bulan lalu saat Arka pergi, ia belum menceritakannya. Ia hanya takut kakaknya marah dan membuat perhitungan kepada Arka, ia tak mau menjadikan keadaan semakin memburuk, cukup ia yang tersakiti.

"kak, waktu Arka kasih surat itu kakak nggak baca?" tanya Anara serius

"nggak, kan kakak mau kamu yang baca duluan, lagian Arka pacar kamu bukan pacar kakak!" jawab Arga bergurau

"ish, aku serius. kalau gitu lanjut pertanyaan kedua. Arka masih kuliah di tempat kakak, nggak?"

"kamu ini bagaimana sih, kamu kan pacarnya kenapa tanya ke kakak"

"to the point, Aku sama Arka udah berakhir. Semua berawal dari surat yang kakak kasih waktu itu. awalnya, aku pikir surat itu adalah ungkapan cinta dari Arka, tapi aku terlalu berharap sama orang yang salah, ternyata hari itu Arka memutuskan untuk pergi dan ninggalin aku. dia minta aku buat ngelupain dia." Anara mengungkapkan semua isi hatinya, ia sudah terlalu lelah berbohong kepada kakaknya

SOMEONE I LOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang