DIANDRA

6 1 0
                                    

DIANDRA POV

"Suster, temen saya belum dateng, ya?" Tanyaku ke suster yang nganterin makanan untuk sarapan. Rian udab janji kalau hari Minggu dia bakal dateng cepet.

"Belum, mba. Kalau gitu mba Diandra sarapan setelah itu minum obatnya. Saya permisi dulu."

"Baik, suster. Makasih."

Suster Ana keluar dari kamar gue dirawat. Jujur, gue kangen banget sama Rian, sahabat yang nggak bisa gue milikin seutuhnya. Andai lo tahu, Rian. Kalau gue tuh suka sama lo.

Gue cuman mau, disisa hidup gue, lo bisa nemenin gue terus, dan selalh ada di samping gue, tapi semua itu nggak bisa, lo udah punya pacar.

Gue harap, saat gue nutup mata nanti, gue bisa ikhlas dan nerima kenyataan pahit ini. Gue sayang sama lo, Rian.

Gue harap, pacar lo sekarang bisa mencintai lo dengan tulus.

AUTHOR POV

Orang yang Diandra tunggu telah datang, tapi Rian tak sendiri, ia bersama Anara. Seketika senyum Diandra mengembang dan langsung memeluk sahabatnya itu.

Anara yang melihatnya hanya bisa mengerti, walau sebenarnya ada rasa cemburu yang bergejolak.

"Finally, lo dateng juga, Rian. Gur udah nunggu lo dari tadi."

"Iya, Din. Gue soalnya jemput pacar gue. Oh iya, kenalin ini Anara, pacar gur yang pengen banget lo temuin. Sekarang gue tepatin janji gue."

"Hai, Anara. Gue Diandra, sahabatnya Rian." Diandra megulurkan tangannya hingga tangan mereka bersalaman.

"Hai Diandra, gue Anara."

"Lo udah minum obat?" Tanya Rian ke Diandra

"Udah, gue minum sebelum lo dateng, nanti lo ngomel lagi kalau gue nggak minum."

Mereka akrab banget. Sama kayak gue dan Alika. Gue nggak sepantasnya cemburu atau marah sama Rian, tapi di satu sisi, gue ngerasa kalau Diandra suka sama Rian.

Anara, lo nggak boleh mikir yang macem-macem, anggap aja mereka saudara, nggak lebih.

"Oh iya, Ra. Lo mau kan nemenin gue nyari udara segar. Gue bosan di kamar terus."

"Oh, boleh." Jawab Anara singkat.

Rian membantu Diandra duduk di kursi roda, sementara Anara akan menemani Diandra berkeliling di sekitar halaman rumah sakit. Ia yang akan mendorong kursi roda Diandra.

"Kalau gitu gue tunggu di sini,.ya. Have fun." Ujar Rian sembari tersenyum

"Makasih, ya. Lo adalah sahabat gue yang paling baik sedunia, cuma lo yang gue punya sekarang, Rian."

"Santai aja, Din. Gue udah nganggep lo kayak saudara gue sendiri, jadi lo nggak usah khawatir."

Cuman saudara, Din. Lo nggak mungkin lagi bisa milikin Rian, karena emang Rian nggak pernah suka sama lo.

Gue harus ikhlasin Rian bahagia, selama ini dia selalu mengutamakan kebahagiaan gue.

Diandra dan Anara berkeliling di sekitar halaman rumah sakit, menghirup udara segar di luar ruangan.

"Ra, makasih, ya. Lo udah mau nemenin gue."

"Sama-sama, Din. Gue salut sama lo, dengan kondisi lo yang sekarang lo masih bisa bertahan dan tersenyum.
Tetap semangat, ya. Penyakit lo pasti bisa sembuh"

"Makasih udah nyemangatin gue. Rian beruntung banget punya lo. Seumur-umur, Rian baru pertama kali ngenalin ceweknya ke gue. Dan, itu tandanya, dia udah serius sama kamu."

SOMEONE I LOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang