DENGERIN DULU, RA!

6 2 0
                                    

"Pagi, anak baik sayangnya Alika" Alika merangkul Anara yang tengah membaca buku di mejanya.

"Apaan sih, ganggu aja."

"Ihh... lo kok gitu sih, jangan marah dong." Ujar Alika sembari mengerucutkan bibirnya.

"Gue gak marah, gue cuma nggak mau diganggu sekarang. Mending lo ke kantin beli minuman buat gue."

"Yaelah, berdua aja kali ke kantin. Lagian lo nggak bosan apa, kalau nggak di kelas pasti lo di perpus atau nggak di ruangan jurnalistik.  Tinggal setahun sekolah di sini, emang lo mau apa cuman ngehabisin waktu lo di 3 tempat itu." Celoteh Alika

"Bukan 3, tapi 6. Gue juga sering ke toilet, ke ruang guru kalau dipanggil sama wali kelas, dan terakir ke taman. Fix, lo salah memperkirakan." Gurau Anara

"Ah... lu gak asik. Apa-apa harus diseriusin."

"Ya emang harus gitu, bercanda juga perlu serius, kan?"

"Emang sih, lo resek tapi anak baik. Ok, kita lupain percakapan yang nggak jelas itu. Nanti pulang sekolah vie traktir cendol dawet, udah lama banget nggak ke sana."

"Boleh sih, tapi bentar aja. Gue lagi nggak mau lama-lama di luar gue pengen di kamar terus bawaannya." Ujar Anara

"Gue juga mau ditraktir dong!"

Tiba-tiba mereka berdua menglaihkan pandangan ke pemilik suara tersebut, Rian.

"Eh, Rian. Boleh kok. Ikut aja, jadi kita bertiga deh. Soalnya kan kemarin lo nggak dateng sama Anara buat surprise-in gue."

"Maaf, ya gue nggak bisa dateng. Ada acara keluarga soalnya."

Btw, biasanya alasan karena ada acara keluarga buat izin sekolah, biar izinnya cepet dapet. Kalau Rian izin buat nemenin cewek lain, tapi sebagai manusia nggak boleh suudzon, siapa tau ada hal yang sebenarnya mengharuakan Rian ngelakuin itu, it means terpakasa. Kira2 apa, ya!

Ok lanjut lagi, ya.

"Gue nggak jadi ikut, Al. Lo aja bersua sama si pembohong ini. Gue nggak mau jalan sama cowok pembohong yang cuman bisa nyakitin hati cewek." Ucap Anara sungguh menohok hati Rian.

Anara berdiri dari tempatnya, meninggalkan Alika dan Rian di kelas. Beberapa teman kelas Anara terkejut dengan tingkah Anara barusan, sungguh mengejutkan. Baru kali pertama Anara memperlihatkan emosinya di depan temannya yang lain.

"Guys, Anara kenapa? Baru kali ini, ya, dia seemosi itu di depan kita. Sumpah kayaknya dia udah marah banget deh." Ucap Bastian, teman kelas Anara yang begitu heboh.

"Iya, palingan gara-gara cowok. Pasti disakitin tuh sama Rian." Tambah Gisel, sambil melirik Rian.

"Kasian banget Anara, pasti dia terluka banget. Gue mau deh jadi the next boyfriend-nya. Gue gak bakal nyakitin dia, nggak pantes cewek kayak Anara disakitin." Ujar Bastian lagi

"Eh, DIEM LO SEMUA! KALAU NGGAK NGERTI PERMASALAHANNYA NGGAK USAH BACOT LU! JANGAN SUKA NGURUSIN HIDUP ORANG LU! KALIAN URUS AJA TUH URUSAN KALIAN," Rian yang mendengarnya mengeluarkan seluruh amarahnya, ia tak suka dengan perkataan Bastian dan Gisel.

"Eh, santai aja dong. Kalau udah salah nggak usah ngebela diri lo. Sadar lo!" Bastian kembali menimpali

"Emang dasar lo," Rian menonjok pipi kanan Bastian karena tak bisa lagi menahan amarahnya

"Berani lo nonjok gue, bangsat lo!" Bastian membalas tonjokan Rian.

Mereka berdua bertengkar, saling menonjok satu sama lain. Alika dan Gisel berusaha melerai mereka berdua, tapi tetap saja mereka masih bertengkar saling menonjok.

SOMEONE I LOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang