NEW LOVER

11 5 2
                                    

Hari ini akan dilaksanakan upacara bendera di lapangan sekolah, seluruh siswa SMA ANAK BANGSA diwajibkan datang sebelum pukul tujuh pagi agar para siswa dapat disiplin waktu dan menghargai jasa para pahlawan. Anara tiba di sekolah lebih cepat, jadi ia bisa menyimpan tasnya terlebih dahulu di kelas.

baru saja ia meletakkan tasnya, tangan kekar tiba-tiba menarik lengannya dari belakang. Ia terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Ia mendapati wajah tak asing sedang menatapnya penuh ketulusan dan pengharapan. Anara bisa merasakannya.

"maaf, lepasin lengan gue. gue harus ke lapangan sekarang." tolak Anara secara halus

"nggak akan gue lepas sebelum lo bilang iya." ucap Rian menantang

"untuk apa?"

"lo temuin gue di restoran nanti sore."

"gue nggak suka restoran." protes Anara

"kalau gitu temuin gue di taman nanti sore. gue bakal bawa lo ke suatu tempat yang nggak pernah lo datengin sebelumnya."

"iya, gue bakal nemuin lo. lo bisa kan lepasin lengan gue sekarang?" sinis Anara

"ok" sembari melepas lengan Anara

Anara meninggalkan kelas menuju lapangan yang telah dipenuhi para siswa yang berbaris. Ia memasuki barisan kelasnya di dekat Alika. Ia tampak memikirkan perkataan Rian barusan, entah kenapa ia sangat sulit menerima segala perlakuan manis Rian bahkan melihat wajahnya pun terpaksa.

Ia larut dalam pikirannya sendiri hingga tak memerhatikan pelaksanaan upacara yang sedang berlangsung. untungnya, Alika mengingatkannya.

"Ra, lo kok nggak hormat, sih?" bisik Alika

"hah, iya gue nggak denger soalnya" ucapnya sembari mengangkat tangannya untuk hormat

setelah upacara selesai, semua kembali ke kelas masing-masing bersiap untuk menerima pelajaran. Anara dan Alika berjalan menuju kelas berdampingan, tiba-tiba saja Rian merangkul Anara yang sontak membuatnya kaget.

"jadi, kan?"

"please, lepasin tangan lo sekarang, malu diliatin banyak orang."protes Anara

"omaigat Rian! lo berani banget mesra-mesraan di sekolah sama si anak baik gue. demi apa kalian sudah jadian?" teriak Alika histeris

"Al, lo nggak usah teriak dong, malu gue."

"nggak papa, lagian nggak ada yang ngeliatin. gue cuma tanya kalau lo jadi, kan?"

"denger baik-baik, gue nggak suka dipaksa, dan tadi lo udah denger jawaban gue di kelas, kalau gue bakalan nemuin lo. Ngerti? gue yakin lo manusia yang punya 2 telinga yang masih normal, nggak tuli" ucapnya penuh penekanan dan meninggalkan mereka berdua

"sabar ya, Rian! Anara memang nggak suka dipaksa dan diganggu. Dia cuman butuh waktu untuk mengenal lo lebuh dekat, jangan nyerah dong. perjuangin cinta lo." sembari menepuk pundak Rian

"makasih ya, Al! gue nggak tahu kalau nggak ada lo, mungkin akan lebih berat untuk deketin Anara. Anyway, lo kok bisa sedeket itu sama Anara? tanyanya serius

"Gue sama Anara memang deket dari kecil dan orang tua kita bersahabat. Anara itu cuman punya gue sebagai sahabatnya, dari kecil dia memang jutek dan super cuek sama orang, tapi dia itu baik banget dan selalu ngingetin gue kalau lagi berbuat nakal, that's way i called her anak baik."

"dia memang beda, makanya gue suka sama dia."

"kalau gue saranin, lo jangan nyerah ya, biasanya Anara itu ngetes lo doang, seberapa besar lo sayang sama dia."

SOMEONE I LOVEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang